Kedutaan Besar AS di Ukraina Ditutup Sementara, Kenapa?

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 21 Nov 2024, 07:30
Deddy Setiawan
Penulis
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky (Instagram: Volodymyr Zelensky)

Ntvnews.id, Kyiv - Amerika Serikat (AS) telah mengumumkan penutupan sementara Kedutaan Besarnya di Kyiv, Ukraina. Langkah ini dilakukan setelah muncul informasi mengenai potensi serangan udara skala besar yang mengancam ibu kota Ukraina pada Rabu, 20 November 2024 waktu setempat.

"Demi kewaspadaan, kedutaan besar akan ditutup, dan staf kedutaan telah diinstruksikan untuk berlindung di tempat," demikian pernyataan resmi dari Departemen Urusan Konsuler AS, seperti dikutip Reuters, Kamis, 21 November 2024.

Selain itu, Kedutaan Besar AS juga mengimbau warga negara AS di Ukraina untuk bersiap mencari perlindungan jika peringatan serangan udara diumumkan. Imbauan ini dipublikasikan melalui situs resmi kedutaan.

Baca Juga: Tensi Meningkat, Penggunaan Rudal Barat oleh Ukraina Dikhawatirkan Picu Serangan Nuklir Rusia

Peringatan ini muncul sehari setelah Ukraina meluncurkan rudal jarak jauh ATACMS yang dipasok oleh AS untuk menyerang wilayah Rusia. Serangan tersebut dilakukan setelah mendapatkan persetujuan baru dari pemerintah Presiden Joe Biden.

Rusia sebelumnya telah memperingatkan negara-negara Barat, khususnya AS, Inggris, dan Prancis, bahwa penggunaan senjata jarak jauh oleh Ukraina untuk menyerang jauh ke dalam wilayah Rusia akan dianggap sebagai keterlibatan langsung negara-negara NATO dalam konflik.

Pada Oktober, Presiden Rusia Vladimir Putin menegaskan bahwa negaranya akan merespons serangan senjata buatan AS di wilayahnya dengan tindakan tegas.

Sebagai respons atas serangan Ukraina yang semakin agresif, Putin pada Selasa, 19 November menandatangani dekrit yang menurunkan ambang batas untuk penggunaan senjata nuklir. Dekrit ini memperluas situasi di mana Rusia bisa mempertimbangkan penggunaan senjata nuklir, termasuk terhadap serangan konvensional yang signifikan.

Baca Juga: Heboh, Terungkap Biden-Trump Bicarakan Ukraina di Gedung Putih

Doktrin nuklir yang diperbarui ini menegaskan bahwa Rusia dapat menggunakan senjata nuklir melawan negara non-nuklir, seperti Ukraina, jika negara tersebut didukung oleh kekuatan nuklir lain. Langkah ini dinilai sebagai pesan tegas kepada negara-negara Barat dan Ukraina terkait eskalasi konflik.

Ketegangan yang terus meningkat menunjukkan semakin rumitnya situasi geopolitik di kawasan tersebut, dengan risiko keterlibatan langsung negara-negara besar dalam perang yang sedang berlangsung.

 

x|close