Wamen Komdigi Nezar: Kode Etik Jurnalistik Kunci Jawab Sentimen Konten Medsos

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 21 Nov 2024, 13:00
thumbnail-author
Muhammad Hafiz
Penulis
thumbnail-author
Tim Redaksi
Editor
Bagikan
Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Komdigi) Nezar Patria dalam Pelantikan Pengurus AMSI Jatim Periode 2024-2028 di Surabaya, Rabu (20/11/2024). Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Komdigi) Nezar Patria dalam Pelantikan Pengurus AMSI Jatim Periode 2024-2028 di Surabaya, Rabu (20/11/2024). (Antara)

Ntvnews.id, Jakarta - Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Komdigi), Nezar Patria, menegaskan bahwa kode etik jurnalistik merupakan elemen penting yang menjadikan produk media massa tetap relevan dan diminati, meskipun menghadapi persaingan ketat dari konten-konten emosional di media sosial.

"Tentu saja, kode etik mendukung kemampuan jurnalis untuk menghasilkan karya jurnalistik yang berkualitas. Kepercayaan publik akan terbentuk dari jurnalistik yang baik," ujar Nezar Patria saat menghadiri Pelantikan Pengurus AMSI Jatim Periode 2024-2028 di Surabaya, Rabu kemarin. 

Nezar mengungkapkan, konten yang bersifat emosional dari media sosial kerap memengaruhi media massa, yang seharusnya tetap mengutamakan fakta dan proses validasi.

Baca juga: Wamen Nezar Ajak AMSI Jatim Wujudkan Hilirisasi Digital

Menurutnya, ada perbedaan mendasar antara produk jurnalistik dan konten media sosial, yakni produk jurnalistik memiliki pedoman yang jelas, seperti dalam aspek verifikasi data.

Nezar menjelaskan, proses verifikasi ini menjadi pembeda utama antara informasi yang bias dan informasi yang telah dikonfirmasi kebenarannya.

Selain mengutamakan validasi, Nezar juga mengingatkan pentingnya keterampilan jurnalis dalam menyajikan informasi agar tetap menarik bagi pembaca.

Ia mencatat bahwa banyak informasi penting yang tidak menarik perhatian publik karena kurangnya kemampuan jurnalis dalam mengemas informasi tersebut dengan baik.

Baca Juga: Profil Nezar Patria, Wamenkominfo dan Aktivis 98 yang Pernah Diculik Kini Masuk Kabinet Prabowo

Akibatnya, masyarakat cenderung lebih memilih membaca konten media sosial yang bersifat sensasional atau clickbait, meskipun keakuratan isi kontennya belum tentu terjamin.

"Inilah mengapa keterampilan jurnalistik harus dipandang sebagai seni tingkat tinggi dalam mengolah produk jurnalistik yang menarik. Ini adalah tantangan terbesar yang dihadapi saat ini," katanya. (Sumber: Antara)

x|close