Ntvnews.id, New York - Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) kembali menggelar pemungutan suara terkait resolusi gencatan senjata di Jalur Gaza, Palestina. Namun, Amerika Serikat (AS) sekali lagi memveto upaya tersebut, sebagaimana telah diperkirakan sebelumnya.
Dilansir dari AFP, Jumat, 22 November 2024, resolusi ini mengusulkan "gencatan senjata segera, tanpa syarat, dan permanen" dalam konflik Israel dan Hamas.
Selain itu, resolusi ini menyerukan "pembebasan seluruh sandera secara langsung dan tanpa syarat," serta memastikan masuknya bantuan kemanusiaan tanpa hambatan ke wilayah Gaza, terutama di bagian utara yang terkepung. Resolusi ini juga mengecam tindakan yang menyebabkan kelaparan warga Palestina.
Baca Juga: Sekjen PBB Desak Pembentukan Zona Bebas Senjata Nuklir di Timur Tengah
Duta Besar Israel untuk PBB, Danny Danon, mengecam resolusi ini dengan menyebutnya sebagai "langkah yang menghambat upaya Israel untuk melindungi warganya." Ia menegaskan bahwa Israel tidak akan menghentikan perlawanan sampai seluruh sandera berhasil dipulangkan.
Di sisi lain, Wakil Duta Besar AS untuk PBB, Robert Wood, menyatakan bahwa AS hanya dapat mendukung resolusi yang mengaitkan gencatan senjata dengan pembebasan sandera.
"Itu adalah prinsip kami sejak awal," ungkapnya sebelum pemungutan suara.
AS sering kali menggunakan hak vetonya di DK PBB untuk mendukung kepentingan Israel, seperti yang terlihat pada Rabu, 20 November 2024.
Hak veto kali ini digunakan untuk memblokir resolusi yang diajukan oleh 10 anggota tidak tetap DK PBB. Resolusi tersebut berisi tuntutan gencatan senjata segera, tanpa syarat, serta pembebasan sandera.
Baca Juga: Dukung PBB Atasi Kelaparan, Hyundai Sumbang Mobil Listrik Ioniq 5
Israel menyambut baik veto AS. Menurut Danny Danon, resolusi tersebut hanya akan "menyebabkan lebih banyak teror, penderitaan, dan pertumpahan darah." Ia juga menyampaikan apresiasi kepada AS atas langkah tersebut.
Sementara itu, pejabat senior AS yang berbicara dengan syarat anonim menyatakan bahwa Washington hanya akan mendukung resolusi yang secara eksplisit mencantumkan pembebasan sandera sebagai bagian dari gencatan senjata.
"Kami tidak dapat menyetujui gencatan senjata tanpa syarat yang tidak mencakup pembebasan sandera," ujar pejabat tersebut.