Wamenkop Sebut Koperasi Jadi Solusi untuk Hindari Rentenir

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 22 Nov 2024, 13:18
Akbar Mubarok
Penulis
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Wakil Menteri Koperasi Ferry Juliantono membuka Rapat Kerja Nasional dan Musyawarah Nasional Luar Biasa Perhimpunan Baitul Maal Wa Tamwil (BMT) Indonesia di Padang, Sumatera Barat. Wakil Menteri Koperasi Ferry Juliantono membuka Rapat Kerja Nasional dan Musyawarah Nasional Luar Biasa Perhimpunan Baitul Maal Wa Tamwil (BMT) Indonesia di Padang, Sumatera Barat. ((Antara (Kemenkop) ))

Ntvnews.id, Jakarta - Wakil Menteri Koperasi, Ferry Juliantono, menyatakan bahwa koperasi merupakan salah satu solusi bagi pelaku usaha mikro, ultra mikro, serta masyarakat, terutama yang termasuk dalam kelas menengah ke bawah, untuk terhindar dari jeratan rentenir.

Dalam pembukaan Rapat Kerja Nasional dan Musyawarah Nasional Luar Biasa Perhimpunan Baitul Maal Wa Tamwil (BMT) Indonesia di Padang, Sumatera Barat, Kamis 21 November lalu, Ferry menambahkan bahwa koperasi juga merupakan solusi yang tepat untuk mengatasi masalah kemiskinan ekstrem.

Badan Pusat Statistik melaporkan bahwa jumlah penduduk miskin di Indonesia pada Maret 2024 mencapai 25,22 juta orang, turun sebesar 0,33 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat sebanyak 25,9 juta orang.

Baca Juga: Gila! Wanita Dianiaya Rentenir, Kaki Ditendang Wajah Dipukul

BMT adalah lembaga keuangan syariah yang terdiri dari individu atau badan hukum, yang didirikan berdasarkan prinsip koperasi dan syariah, BMT dibentuk oleh masyarakat setempat dengan mengumpulkan modal dari simpanan pokok, simpanan wajib, dan simpanan sukarela.

Dalam konteks ekonomi yang lebih luas, Ferry menilai bahwa BMT memiliki peran strategis dalam mendorong pengembangan sistem keuangan syariah di Indonesia, yang saat ini tengah didorong oleh pemerintah.

Dengan jumlah penduduk Muslim yang sangat besar, BMT memiliki potensi besar untuk berperan dalam ekosistem ekonomi syariah.

Ferry menegaskan bahwa Kemenkop siap memberikan dukungan lebih kepada BMT di seluruh Indonesia, terutama dalam hal pembiayaan yang dapat disalurkan melalui Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, agar BMT memiliki likuiditas yang memadai.

Diharapkan, penambahan dukungan ini dapat memperkuat peran dan fungsi koperasi, khususnya BMT, dalam upaya mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

"Ke depan koperasi akan kita gerakkan untuk lebih banyak bergerak di sektor riil agar bisnisnya mengalir," ujar Wamenkop Ferry.

Baca Juga: Menkop Budi Arie Ungkap 3 Langkah Revitalisasi Koperasi yang Terintegrasi

Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum Perhimpunan BMT Indonesia, Mursida Rambe, mengakui bahwa keberadaan rentenir yang marak di masyarakat sangat meresahkan, karena dapat memperburuk angka kemiskinan ekstrem.

Dengan jumlah anggota sebanyak 351 unit, aset mencapai Rp13,55 triliun, serta memiliki 1.231 kantor, Perhimpunan BMT Indonesia berkomitmen untuk membantu pemerintah dalam mewujudkan masyarakat yang sejahtera.

"Ayo para anggota BMT kalau belum bisa buka cabang, maka perbesar usaha sektor riil untuk mengurangi jumlah pengangguran, sebab pengangguran dan kemiskinan itu menjadi permasalahan kita bersama," ujar Rambe.

Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi UKM Provinsi Sumatera Barat, Endrizal, juga menyatakan komitmennya untuk mendukung program-program pemerintah, khususnya dalam mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen.

Salah satu strategi yang dapat dilakukan adalah dengan memperkuat peran koperasi, terutama BMT, dalam mendampingi usaha masyarakat di sektor riil.

(Sumber: Antara)

 

x|close