Ntvnews.id, Jakarta - Serangan udara Israel pada Sabtu, 23 November dilaporkan menargetkan tokoh senior Hizbullah, Mohammed Haider, di Beirut, menurut laporan dari Perusahaan Penyiaran Publik Israel.
Lembaga penyiaran Israel KAN menyatakan bahwa serangan yang dilakukan pada Sabtu pagi tersebut bertujuan untuk menghabisi Haider, seorang tokoh penting dari kelompok berbasis di Lebanon itu.
Seorang sumber keamanan Israel yang tidak ingin disebutkan namanya mengonfirmasi bahwa Haider memang menjadi target serangan tersebut, namun belum memastikan apakah ia tewas dalam insiden itu.
Baca juga: BMKG Prediksi Puncak Musim Hujan November 2024-Februari 2025
Hingga pukul 09.45 pagi waktu setempat, Hizbullah belum memberikan pernyataan resmi terkait laporan ini.
Serangan udara tersebut menyasar sebuah gedung di kawasan Basta, pusat kota Beirut. Tim Pertahanan Sipil Lebanon melaporkan bahwa mereka menemukan 11 jenazah serta memberikan penanganan kepada 23 orang yang terluka akibat reruntuhan bangunan.
Israel telah melancarkan serangan lintas batas dengan Lebanon sejak akhir September, mengklaim bahwa aksi tersebut ditujukan untuk menargetkan Hizbullah.
Lebih dari 3.600 orang telah menjadi korban tewas akibat serangan Israel di Lebanon. Selain itu, otoritas kesehatan Lebanon melaporkan sedikitnya 15.300 orang mengalami luka-luka, sementara lebih dari satu juta orang telah mengungsi sejak Oktober.
Pada 1 Oktober, Israel meningkatkan eskalasi konflik dengan meluncurkan serangan darat ke wilayah selatan Lebanon.
(Sumber: Antara)