Ntvnews.id, Semarang - Seorang siswa dari SMKN 4 Semarang meninggal dunia akibat luka tembak di bagian pinggul pada Minggu, 24 November 2024 sekitar pukul 01.58 WIB.
Korban yang berinisial GRO (17) ditembak oleh aparat kepolisian karena terlibat dalam tawuran yang terjadi di kawasan Kecamatan Semarang Barat, tepatnya di Paramount.
Kapolrestabes Semarang, Kombes Pol Irwan Anwar, menyatakan petugas terpaksa mengambil tindakan tegas karena para pelaku tawuran menyerang anggota kepolisian.
Baca Juga: Tawuran di Jakarta Timur: 1 Orang Tewas dan 3 Luka-luka
Siswa SMK 4 Semarang Diduga Tewas Ditembak Oknum Polisi (Tangkapan Layar)
Irwan menjelaskan bahwa pada hari kejadian, kepolisian sedang menangani beberapa peristiwa tawuran di berbagai lokasi. Untuk kejadian di Paramount, saat itu ada tawuran antar kelompok remaja, yakni Geng Saroja dan Geng Tanggul Pojok.
Baca Juga: Tawuran Berdarah di Duren Sawit Jaktim, Korban: 1 Tewas dan 3 Kritis
Sementara itu, korban diketahui tergabung dalam Geng Tanggul Pojok. Ketika tawuran berlangsung, kepolisian berupaya membubarkan keributan tersebut, namun malah diserang oleh para pelaku tawuran.
“Korban kebetulan dari Geng Tanggul Pojok yang terlibat dalam tawuran antara dua kelompok gengster ini. Ketika anggota polisi tiba, mereka mencoba melerai, tetapi justru diserang, sehingga dilakukan tindakan tegas (penembakan),” ujar Irwan kepada wartawan di Polrestabes Semarang, Senin, 25 November 2024.
Siswa SMK 4 Semarang Diduga Tewas Ditembak Oknum Polisi (Instagram @lambe_turah)
Dari sejumlah aksi tawuran yang terjadi pada hari itu, kepolisian telah menetapkan 12 anak sebagai tersangka, empat di antaranya terkait dengan tawuran yang melibatkan korban.
“Penanganan terhadap ketiga peristiwa ini sedang kami dalami dan ungkap siapa saja yang terlibat,” katanya.
Baca Juga: Tawuran Kembali Pecah di Jakarta Timur, Panah Sampai Celurit Jadi Senjata
Lebih lanjut, Irwan menegaskan bahwa penanganan kasus ini dilakukan secara tertutup atas permintaan keluarga korban.
“Menurut permintaan keluarga korban, mereka tidak ingin peristiwa ini diekspos. Kami memahami bahwa mereka sedang berduka, oleh karena itu kami meminta agar rilis ini ditunda sambil menunggu penyelidikan lebih lanjut di Semarang Utara,” ujarnya.