Ntvnews.id, Jakarta - Presiden Filipina, Ferdinand Marcos Jr mengatakan bahwa ia ingin mengakhiri politik kotor di negaranya.
Hal tersebut menyusul pernyataan dari Wakil Presiden Duterte pada Jumat lalu, 22 November 2024 yang mengatakan, ia telah menyuruh seseorang untuk membunuh Ferdinand Marcos beserta istrinya yaitu Lza Araneta.
Baca Juga: Filipina Tetapkan Wapres Sara Durtete Sebagai Dalang Rencana Pembunuhan Presiden Marcos Jr
Marcos menuturkan, kebenaran tidak bisa dibungkam dan drama politik saat ini bisa saja berakhir jika pihak-pihak terkait menjawab pertanyaan sah dari para legislator.
Presiden Filipina, Ferdinand R Marcos Jr (ANTARA)
Sebelumnya, Wapres Duterte menuduh Romualdez, sepupu Marcos, menginginkan dia terbunuh. Duterte mencurigai bahwa Romualdez menganggap dirinya ancaman terbesar terhadap keinginan Romualdez untuk mencalonkan diri pada pemilihan presiden 2028.
"Kalau saya dibunuh, saya katakan, jangan berhenti sampai kalian membunuh mereka, dan dia kemudian bilang 'ya'," ucap Duterte kepada seseorang yang dimintanya untuk membunuh, Selasa 26 November 2024, dilansir Antara.
Sang wakil presiden menghadapi pengawasan yang semakin ketat di DPR, lembaga tempat Romualdez menghentikan dana khusus yang dialokasikan bagi kantornya. Upaya itu dilaporkan dipimpin oleh Romualdez, yang tampaknya ingin mencalonkan diri pada pilpres presiden 2028.
Namun sambil menekankan peran penting Kongres sebagai "cabang independen" pemerintahan, Marcos mengatakan dia tidak akan mengorbankan supremasi hukum yang seharusnya berlaku pada semua orang.
Dia mengingatkan pejabat pemerintah tentang kewajiban mereka untuk melindungi negara dan konstitusi, dan menekankan bahwa pejabat terpilih tidak boleh menekan pencarian kebenaran.
Marcos dan Duterte mencalonkan diri sebagai sekutu sebelum pilpres 2022, yang memberikan pasangan ini masa jabatan enam tahun. Namun, aliansi tersebut telah terbalik dalam beberapa bulan terakhir. Duterte kemudian mengundurkan diri dari kabinet Marcos, yang memberinya tanggung jawab pada bidang pendidikan.