Politik Filipina Makin Panas, Wapres Sara Duterte Digugat Kepolisian

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 28 Nov 2024, 11:56
Elma Gianinta Ginting
Penulis
Tim Redaksi
Editor
Bagikan
Pemerintah Filipina meningkatkan pengamanan Presiden Ferdinand Marcos Jr. dan keluarganya usai menerima ancaman pembunuhan dari Wakil Presidennya sendiri, Sara Duterte, demikian dilaporkan media setempat, Ahad. Pemerintah Filipina meningkatkan pengamanan Presiden Ferdinand Marcos Jr. dan keluarganya usai menerima ancaman pembunuhan dari Wakil Presidennya sendiri, Sara Duterte, demikian dilaporkan media setempat, Ahad. (ANTARA/Anadolu/py )

Ntvnews.id, Ankara - Pada Rabu, 27 November 2024, pihak Kepolisian Filipina melayangkan tuntutan pidana terhadap Wakil Presiden Sara Duterte beserta tim pengamanannya. terkait tuduhan menyerang petugas dan mengabaikan instruksi dalam sebuah insiden di gedung parlemen dan rumah sakit pemerintah.

Polisi dari Quezon City mengajukan kasus ini di tengah ancaman hukum lainnya yang ditujukan kepada Duterte, yang sebelumnya dengan terang-terangan mengancam akan membunuh Presiden Ferdinand Marcos Jr., istrinya Liza Araneta-Marcos, dan Ketua DPR Martin Romualdez jika sesuatu terjadi padanya, sebagaimana dilaporkan oleh Manila Times.

Tuntutan hukum ini mencakup tuduhan mengenai serangan fisik, pelanggaran perintah, serta pemaksaan yang diduga terjadi di gedung parlemen dan rumah sakit pemerintah, seperti yang disampaikan oleh pihak kepolisian.

Kantor Wakil Presiden Duterte mengungkapkan bahwa mereka akan memberikan tanggapan terhadap gugatan tersebut.

Baca juga: Rusia Tawarkan Pertukaran 630 Tahanan Perang dengan Ukraina

Dalam perkembangan yang berkaitan, Larry Gadon, penasihat presiden, mengajukan permohonan kepada Mahkamah Agung pada hari yang sama untuk mencabut izin praktek pengacara Duterte.

Permohonan tersebut mengacu pada ancaman pembunuhan yang dibuat Duterte terhadap Presiden Marcos dan tokoh-tokoh lainnya.

Duterte menuduh Martin Romualdez, yang merupakan sepupu dari Presiden Marcos, memiliki niat untuk menghilangkannya. Duterte juga menyebut Romualdez melihatnya sebagai "ancaman terbesar" terhadap ambisinya untuk mencalonkan diri dalam pemilu presiden pada 2028.

Baca juga: Momen Manusia Rp15 Triliun Pemilik Jalan Tol Sepatunya Bolong dan Pilih Barang Sale

Marcos dan Duterte sebelumnya bekerja sama dalam pemilu 2022 yang membawa mereka memulai masa jabatan bersama selama enam tahun.

Namun, hubungan mereka mulai retak dalam beberapa bulan terakhir. Ketegangan ini akhirnya mendorong Duterte untuk mundur dari posisi Menteri Pendidikan dalam kabinet Marcos.

(Sumber: Antara)

x|close