Ntvnews.id, Jakarta - Berbeda dari provinsi lainnya, hingga rampungnya hitung cepat (quick count) versi lembaga survei, Rabu (27/11/2024) belum bisa dipastikan apakah Pilgub Jakarta selesai dalam satu putaran atau berlanjut ke putaran kedua.
Pasalnya, berdasarkan hasil quick count dengan data suara masuk 100 persen, raihan suara pasangan nomor urut tiga Pramono Anung-Rano Karno disebut belum mencapai 50 persen plus satu yang menjadi syarat untuk memenangkan Pilkada Jakarta.
Hasil quick count menunjukkan Pram-Rano meraih 49 persen lebih. Namun ada juga beberapa lembaga survei yang merilis hasil lebih dari 50 persen untuk Pram-Rano.
Sementara pasangan nomor urut satu Ridwan Kamil hanya berhasil meraih 39-40 persen suara.
Mengomentari hasil quick count tersebut, Peneliti Utama Poltracking Indonesia Masduri Amrawi mengatakan meski angka Pram-Rano sudah menyentuh angka 50 persen lebih, namun masih dalam rentan margin of error yang berkisar 1-2 persen.
"Beberapa lembaga survei saya lihat juga tidak berani menyimpulkan apakah ini satu atau dua putaran?" kata Masduri dalam dialog Special Report Pilkada Serentak 2024 di NusantaraTV.
"Tentu kita menunggu hasil real count KPU yang nanti akan memfinalkan. Apakah satu atau dua putaran," imbuhnya.
Jika melihat konstelasi politik dalam Pilkada Jakarta 2024, menurut Masduri kontestasinya belum sekeras pada Pilkada 2017 silam saat Anies Baswedan menantang pertahanan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Masduri memprediksi jika Pilkada Jakarta 2024 harus diselesaikan sampai dua putaran, maka eskalasi politik akan seru dan menarik.
"Karena ini bukan hanya pertarungan Ridwan Kamil-Suswono dengan Pram-Rano. Tapi pertarungan para king maker. Para figur-figur di belakangnya yang kita perhatikan misalnya cukup intensif memberikan dukungan," ujarnya.
Diketahui Pilkada Jakarta 2024 menunjukkan dinamika yang unik dan menarik. Pasangan RK-Suswono didukung oleh Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi), Presiden Prabowo Subianto dan belasan partai politik. Sementara Pram-Rano didukung oleh Presiden ke-5 RI, Megawati Soekarnoputri dan mantan gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan serta Ahok. Para pendukung Anies yang dijuluki Anak Abah kini bersatu dengan Ahokers atau pendukung Ahok.