Ntvnews.id, Jakarta - Pasangan Dharma Pongrekun dan Kun Wardana mengejutkan banyak pihak. Penyebabnya raihan suaranya dalam hitung cepat Pilkada Jakarta 2024 oleh sejumlah lembaga survei. Dharma-Kun meraih 10 persen suara. Hal ini dianggap capaian yang luar biasa, mengingat hasil survei pasangan nomor urut 2 itu angkanya cenderung lebih kecil.
Lantas, apa yang menyebabkan suara Dharma-Kun melonjak signifikan?
Menurut Direktur Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi, raihan 10 persen suara Dharma-Kun di luar prediksi dari lembaga survei. Ia menganalisis, capaian Dharma-Kun itu berasal dari suara pemilih nonmuslim.
"Suara Dharma Kun tinggi itu di luar prediksi banyak lembaga survei. Dari survei Indikator terakhir 5,1 persen naik sampai 10,6 persen di quick count. Saya punya exit poll pada mereka yang mencoblos itu proporsi pemilih nonmuslim itu lebih besar di pemilih Dharma-Kun. Pertanyaannya, kenapa proporsi nonmuslim lebih lebih banyak ke Dharma-Kun itu menarik buat saya," ujar Burhanuddin, Kamis, 28 November 2024.
Baca Juga: Hasil Quick Count Charta Politika: RK-Suswono 39,25%, Dharma-Kun 10,60%, Pramono-Rano 50,15%
Menurut Burhanuddin, pada awal November, 70 persen nonmuslim memilih Pramono-Rano. Tapi, hal itu berubah seiring Anies Baswedan mendukung Pramono-Rano. Ia menilai, banyak pendukung yang nonmuslim kecewa pada Pramono-Rano lantaran didukung Anies.
"Awal November, 70 persen nonmuslim pemilih Pramono. Masuknya Anies seperti pisau bermata dua. Banyak pendukung Pramono yang kecewa karena dukungan Anies, tapi juga tidak mendukung RK karena dukungan PKS, FPI, dan sebagainya. Banyak pendukung Pramono dari pendukung Anies tidak bisa dipisahkan dari pemilu sebelumnya. Ada pemilih nonmuslim yang lari dari pemilih Pramono," papar dia.
Pemilih nonmuslim dari Pramono-Rano tak beralih ke Ridwan Kamil-Suswono. Penyebabnya, pasangan itu didukung Habib Rizieq Shihab dan FPI. Sehingga, para pemilih tersebut bergeser mendukung Dharma-Kun.
Baca Juga: Ridwan Kamil: Dharma-Kun Luar Biasa, Saya Hormat!
"Mereka juga tidak mendukung RK karena mencari dukungan ke FPI dan sebagainya. Pemilih nonmuslim banyak ke Dharma Kun karena kebetulan anak pendeta dari Toraja," papar dia.
"Memang pemilih nonmuslim beralih dari dua kubu karena kecewa karena RK mendekati FPI dan pada saat yang sama Anies memberikan dukungan ke Pramono. Karena itu, mereka pindah ke Dharma Kun. Sebelumnya, pemilih nonmuslim memilih Pramono tapi pindah ke Dharma Kun," sambung Burhanuddin.
Menurut dia, apabila tak ada pergeseran pemilih, Pramono-Rano bisa menang satu putaran.
"Kalau misalnya pemilih nonmuslim yang ke Dharma-Kun ke Pramono, bisa menang satu putaran. Secara elektoral sangat mengganggu Pramono. Karena ada 15 persen pemilih nonmuslim di DKI dan 70-80 persen itu pindah ke Dharma Kun," tandasnya.