Ntvnews.id, Lebanon - Seiring dimulainya gencatan senjata antara Israel dan Lebanon, pada Rabu, 27 November 2024 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bersama mitra-mitranya langsung bergerak menyalurkan bantuan kemanusiaan untuk masyarakat yang terdampak konflik.
Melansir dari Antara, di hari pertama gencatan senjata, 11 truk UNHCR (Komisariat Tinggi PBB untuk Pengungsi) mengantarkan berbagai kebutuhan darurat bagi lebih dari 3.000 orang di wilayah Baalbek.
Bantuan tersebut meliputi, selimut tebal serta kasur, jaket musim dingin, lembaran plastik, lampu bertenaga surya dan alas tidur.
Penduduk di Lebanon Selatan, pinggiran Selatan Beirut, dan Lembah Bekaa mulai kembali ke rumah setelah berbulan-bulan terpaksa mengungsi akibat konflik. Namun, banyak yang kembali ke kondisi sulit dengan rumah dan infrastruktur yang rusak parah.
Selain bantuan fisik, UNICEF (Dana Anak-Anak PBB) berfokus pada memberikan dukungan psikologis kepada anak-anak dan pengasuh yang terdampak.
PBB Sebut Israel Halangi 85 Persen Pasokan Kemanusian Masuk Gaza Utara
Sejak September 2024, lebih dari 9.000 anak dan keluarganya telah menerima bantuan psikososial dari UNICEF.
Direktur Eksekutif UNICEF, Catherine Russell, menegaskan pentingnya menciptakan lingkungan yang aman bagi anak-anak untuk kembali ke komunitas mereka.
Menurut Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA), kebutuhan kemanusiaan di Lebanon berada pada tingkat yang sangat kritis.
Konflik berkepanjangan telah menyebabkan lebih dari 3.800 korban jiwa, 15.800 orang terluka, hampir 900.000 orang menjadi pengungsi internal, dan lebih dari 500.000 orang melarikan diri ke luar negeri.
OCHA menyoroti dampak konflik terhadap infrastruktur vital seperti rumah, layanan kesehatan, dan sumber mata pencaharian, yang membuat upaya pemulihan semakin menantang.