Ntvnews.id, Jakarta - Siapa yang tidak mengenal Black Friday? Hari yang penuh dengan penawaran besar ini selalu menjadi momen yang sangat ditunggu oleh para pencari diskon di seluruh dunia. Namun, tahukah kamu bahwa asal usul istilah Black Friday awalnya tidak terkait dengan aktivitas belanja?
Ternyata, Black Friday memiliki sejarah yang cukup panjang dan penuh kejutan, dimulai dari manipulasi pasar emas hingga menjadi simbol dimulainya musim belanja liburan. Tahun ini, Black Friday terasa lebih istimewa karena jatuh pada 25 November 2024, yang bertepatan dengan hari Jumat kelima di bulan ini.
Lalu, apa sebenarnya yang membuat Black Friday begitu menarik dan bagaimana asal-usulnya? Yuk, simak penjelasan lebih lengkap mengenai Black Friday, sejarahnya, dan berbagai fakta menarik lainnya!
Ilustrasi Belanja (Pixabay)
Menurut USA Today dan Britannica, Black Friday merujuk pada hari Jumat setelah Hari Thanksgiving yang menjadi momen belanja besar-besaran. Di hari ini, berbagai toko memberikan diskon besar yang mengundang jutaan pembeli untuk memulai belanja musim liburan.
Black Friday juga dikenal sebagai hari belanja tersibuk di Amerika Serikat karena tingginya jumlah pengunjung yang berbelanja. Tahun ini, Black Friday terasa lebih istimewa karena jatuh pada Jumat kelima di bulan November, sebuah peristiwa yang jarang terjadi.
Black Friday (Pixabay)
Berdasarkan informasi dari USA Today dan History, Black Friday memiliki sejarah panjang yang jauh lebih kompleks sebelum dikenal sebagai hari belanja besar. Pada tahun 1869, istilah ini pertama kali digunakan untuk menggambarkan kejadian yang melibatkan dua pebisnis Wall Street, Jay Gould dan Jim Fisk.
Mereka berusaha untuk menguasai pasar emas Amerika dengan tujuan meraih keuntungan besar. Namun, usaha mereka gagal ketika pemerintah melepaskan emas ke pasar, yang menyebabkan harga emas jatuh drastis. Kejadian ekonomi ini dikenal sebagai Black Friday.
Pada 1950-an, istilah Black Friday muncul kembali di Philadelphia. Pada hari setelah Thanksgiving, kota ini dipenuhi oleh kerumunan pembeli dan wisatawan yang datang untuk menyaksikan pertandingan sepak bola Army-Navy.
Keramaian ini menimbulkan kekacauan di jalanan dan toko-toko, memaksa polisi untuk bekerja ekstra keras. Sejak saat itu, hari tersebut mulai dikenal sebagai Black Friday karena tekanan yang dihadapi oleh petugas keamanan.
Istilah ini kemudian berkembang dalam dunia ritel, dengan Black Friday digunakan untuk menggambarkan hari di mana penjualan besar-besaran setelah Thanksgiving membantu toko-toko mencatat keuntungan (yang sebelumnya merugi atau "merah" dalam pembukuan berubah menjadi untung atau "hitam"). Seiring berjalannya waktu, Black Friday berkembang menjadi tradisi belanja yang dirayakan secara luas.