Remaja Bunuh Ayah dan Nenek, Netizen Komentar Soal Tuntutan Anak Masuk Kampus Negeri

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 1 Des 2024, 10:10
Moh. Rizky
Penulis
Marco Tampubolon
Editor
Bagikan
Ilustrasi anak depresi. (Unsplash) Ilustrasi anak depresi. (Unsplash)

Ntvnews.id, Jakarta - Seorang remaja di Cilandak, Jakarta Selatan, membunuh ayah dan neneknya sendiri. Remaja inisial MAS itu, juga berupaya membunuh ibunya, namun gagal. Peristiwa ini terjadi di rumah mereka, pada Sabtu, 30 November 2024 dini hari.

Usai kejadian, beredar informasi di media sosial bahwa pelaku yang berusia 14 tahun, sejak lama mengalami depresi. Hal itu terjadi, diduga lantaran tekanan psikis kedua orang tuanya yang mengharuskan MAS menjadi anak pintar, seperti ibu dan bapaknya yang merupakan alumni perguruan tinggi negeri ternama.

Hal ini diungkap dalam komentar dalam unggahan salah satu unggahan akun Instagram. Menurut komentar akun dengan foto perempuan itu, MAS sudah tertekan akibat tuntutan orang tuanya sejak masih duduk di bangku sekolah dasar (SD).

"Pelaku adalah teman sewaktu SD dengan anak saya," kata dia, dilihat Minggu, 1 Desember 2024.

"Saya sangat iba sebenarnya dengan pelaku yang mengalami depresi akibat ambisi orang tuanya semenjak kecil," imbuhnya.

Menurut komentar akun tersebut, saat MAS masih duduk di kelas 4 SD, ia sering tertidur pulas di kelas. Kala ditanya oleh wali kelasnya, remaja laki-laki itu menjawab dia baru tidur jam 1 pagi, gara-gara harus belajar dan mengerjakan tugas dari tempat lesnya.

"Sedangkan tekanan dari orang tuanya pelaku harus jadi anak pintar, harus masuk sekolah negeri seperti jejak kedua orang tuanya yang berlatar belakang lulusan universitas negeri di Depok," kata dia.

Ia mengatakan, karena anaknya berteman dengan pelaku, keduanya saling memiliki nomor telepon dan WhatsApp masing-masing. Perempuan itu lantas mengungkapkan status WA terakhir MAS, yang diduga terkait dengan peristiwa pembunuhan ayah dan neneknya.

"Kemarin sorenya si pelaku masih mengunggah status di WA seperti ini: Gue baru sampe rumah, udah disuruh belajar lagi, padahal ujian masih hari Selasa," tuturnya.

Ia lantas mengaitkan persoalan lama pelaku dan status WA, dengan peristiwa pembunuhan yang terjadi.

Sebelumnya, Kasatreskrim Polres Metro Jakarta Selatan AKBP Gogo Galesung menjelaskan kronologi peristiwa pembunuhan yang dilakukan MAS, terhadap ayah dan nenek kandungnya. Menurut polisi, sebelum melakukan aksinya, pelaku mengaku tak bisa tidur. MAS juga mengaku mendapat bisikan-bisikan.

"Dia merasa tidak bisa tidur terus ada hal-hal yang membisiki dia, meresahkan dia," ujar Gogo, Sabtu, 30 November 2024.

Kala itu, ayah dan ibu MAS tengah tertidur di kamar. Kemudian, MAS turun ke lantai satu guna mengambil pisau dapur, usai tak bisa tidur dan mendapatkan bisikan-bisikan. Setelahnya, MAS naik ke kamar orang tuanya.

Dengan pisau dapur yang ia bawa, MAS menusuk ayahnya. Ibunya yang terbangun dan mengetahui peristiwa itu, lantas berteriak. MAS kemudian juga menikam ibunya.

"Ibunya juga ditusuk juga, tapi mungkin tidak masuk di tempat yang mematikan. Setelah itu, ibunya teriak, ayahnya lari sampai dengan bawah," kata Gogo.

Setelah menusuk ayah dan ibunya, MAS lalu keluar rumah. Di perjalanan dari lantai dua, ia bertemu neneknya. Ia kemudian menusuk neneknya dengan pisau sampai meninggal dunia.

MAS sendiri akhirnya dapat diamankan oleh petugas keamanan atau satpam perumahan. Mulanya, satpam mendapatkan laporan pembacokan di rumah keluarga itu. Petugas bernama Agus yang mengecek lokasi, menemukan korban APW atau nenek pelaku, bersimbah darah dan sedang ditolong tetangganya.

Di lokasi lain, satpam bernama Tomih melihat pelaku berjalan cepat dengan tangan berlumuran darah. Ketika dipanggil, pelaku justru lari. Tomih dan rekannya lantas mengejar dan meringkus remaja itu.

Pelaku kini telah diamankan oleh kepolisian. Sementara jenazah korban tewas dibawa ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati, dan ibu pelaku dirawat di Rumah Sakit Fatmawati.

x|close