Cari Tahu Kepribadian Remaja Bunuh Ayah-Nenek, Polisi Gandeng Psikolog Forensik

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 1 Des 2024, 15:45
Moh. Rizky
Penulis
Marco Tampubolon
Editor
Bagikan
Ilustrasi anak depresi. (Unsplash) Ilustrasi anak depresi. (Unsplash)

Ntvnews.id, Jakarta - Polisi terus mendalami kasus remaja yang membunuh ayah dah neneknya, di rumahnya di Cilandak, Jakarta Selatan. Guna mengungkap tuntas kasus ini, psikolog forensik dilibatkan. Hal itu dilakukan guna mendalami kepribadian pelaku.

"Iya betul (psikolog forensik dilibatkan mendalami kepribadian pelaku). Ini harus didampingi dengan psikolog forensik untuk anak," ujar Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan, AKBP Gogo Galesung, Minggu, 1 Desember 2024.

Pelaku MAS sendiri, telah diamankan di Polres Metro Jakarta Selatan. Menurut Gogo, pemeriksaan terhadap pelaku masih berlangsung untuk mendalami motif pasti pembunuhan.

"Motif masih didalami. Orang bisa berasumsi mungkin ini tekanan atau relasi nggak baik sama keluarga atau bagaimana. Cuman kalau secara resmi (hasil pemeriksaan pelaku) belum. Ini masih proses, ada mekanismenya psikologi itu, ada pengenalan, terus pengenalan, butuh waktu," papar dia.

Sebelumnya, beredar informasi di media sosial bahwa pelaku yang berusia 14 tahun itu, sejak lama mengalami depresi. Hal ini terjadi, diduga lantaran tekanan kedua orang tuanya yang mengharuskan MAS menjadi anak pintar, seperti ibu dan bapaknya yang merupakan alumni perguruan tinggi negeri ternama.

Hal ini diungkap dalam komentar dalam unggahan salah satu akun Instagram. Menurut komentar akun dengan foto perempuan itu, MAS sudah tertekan akibat tuntutan orang tuanya sejak masih duduk di bangku sekolah dasar (SD).

"Pelaku adalah teman sewaktu SD dengan anak saya," kata dia, dilihat Minggu, 1 Desember 2024.

"Saya sangat iba sebenarnya dengan pelaku yang mengalami depresi akibat ambisi orang tuanya semenjak kecil," imbuhnya.

Menurut komentar akun tersebut, saat MAS masih duduk di kelas 4 SD, ia sering tertidur pulas di kelas. Saat ditanya oleh wali kelasnya, MAS menjawab dia baru tidur jam 1 pagi, gara-gara harus belajar dan mengerjakan tugas dari tempat lesnya.

"Sedangkan tekanan dari orang tuanya pelaku harus jadi anak pintar, harus masuk sekolah negeri seperti jejak kedua orang tuanya yang berlatar belakang lulusan universitas negeri di Depok," kata dia.

Karena anaknya berteman dengan pelaku, keduanya saling memiliki nomor telepon dan WhatsApp masing-masing. Perempuan itu lantas mengungkapkan status WA terakhir MAS, yang diduga terkait dengan peristiwa pembunuhan ayah dan neneknya.

"Kemarin sorenya si pelaku masih mengunggah status di WA seperti ini: Gue baru sampe rumah, udah disuruh belajar lagi, padahal ujian masih hari Selasa," tuturnya.

Ia lantas mengaitkan persoalan lama pelaku, status WA dan peristiwa pembunuhan yang terjadi.

Adapun Kasatreskrim Polres Metro Jakarta Selatan AKBP Gogo Galesung menjelaskan, sebelum melakukan aksinya, pelaku mengaku tak bisa tidur. MAS mengaku mendapat bisikan-bisikan.

"Dia merasa tidak bisa tidur terus ada hal-hal yang membisiki dia, meresahkan dia," ujar Gogo, Sabtu, 30 November 2024.

x|close