Ntvnews.id, Jakarta - Remaja laki-laki berusia 14 tahun di Cilandak, Jakarta Selatan, membunuh ayah dan neneknya, serta melukai ibunya sendiri. Aksi itu dilakukan remaja inisial MAS tersebut, di dalam rumah mereka, pada Sabtu, 30 November 2024 dini hari.
Walau melakukan aksi keji, MAS dikenal sebagai sosok anak yang baik.
"Tapi beliau ini baik, jadi keluarga ini keluarga baik semua," ujar tukang bakso keliling di perumahan pelaku dan korban, Agus Suliswanto (55), dikutip Minggu, 1 Desember 2024.
MAS dikenal sebagai anak yang tak pernah bikin onar. Ia selalu menghormati siapa pun, termasuk orang yang lebih tua.
"Selama ini anak ini baik-baik aja. Nggak pernah bikin ulah, sama siapa pun dia menghormati," kata dia.
Agus juga mengenal MAS sebagai anak yang penurut. Anak tersebut diketahui jarang nongkrong.
Adapun Agus intensif mengenal MAS, saat remaja itu membeli bakso dagangannya.
"Selama ini saya nggak pernah dengar ke situ (pembangkang) sih. Dia anaknya penurut," kata Agus.
MAS juga diketahui rajin salat. Hal itu diketahui Agus, karena MAS kerap beribadah ke masjid. "Ibadahnya tekun. Nggak pernah istilahnya ninggalin ibadah," tuturnya.
Sebelumnya, beredar informasi di media sosial bahwa pelaku sejak lama mengalami depresi. Hal ini terjadi, diduga lantaran tekanan kedua orang tuanya yang mengharuskan MAS menjadi anak pintar, seperti ibu dan bapaknya yang merupakan alumni perguruan tinggi negeri ternama.
Hal ini diungkap dalam komentar pada unggahan salah satu akun Instagram. Menurut komentar akun dengan foto perempuan itu, MAS sudah tertekan akibat tuntutan orang tuanya sejak masih duduk di bangku sekolah dasar (SD).
"Pelaku adalah teman sewaktu SD dengan anak saya," kata dia, dilihat Minggu, 1 Desember 2024.
"Saya sangat iba sebenarnya dengan pelaku yang mengalami depresi akibat ambisi orang tuanya semenjak kecil," imbuhnya.
Menurut komentar akun tersebut, saat MAS masih duduk di kelas 4 SD, ia sering tertidur pulas di kelas. Kala ditanya oleh wali kelasnya mengapa melakukan hal demikian, MAS menjawab dia baru tidur jam 1 pagi, gara-gara harus belajar dan mengerjakan tugas dari tempat lesnya.
"Sedangkan tekanan dari orang tuanya pelaku harus jadi anak pintar, harus masuk sekolah negeri seperti jejak kedua orang tuanya yang berlatar belakang lulusan universitas negeri di Depok," kata dia.
Karena anaknya berteman dengan pelaku, lanjut dia, keduanya saling memiliki nomor telepon dan WhatsApp masing-masing. Perempuan itu lantas mengungkapkan status WA terakhir MAS, yang diduga terkait dengan peristiwa pembunuhan ayah dan neneknya.
"Kemarin sorenya si pelaku masih mengunggah status di WA seperti ini: Gue baru sampe rumah, udah disuruh belajar lagi, padahal ujian masih hari Selasa," tuturnya.
Ia lantas mengaitkan persoalan lama pelaku, status WA dan peristiwa pembunuhan yang terjadi.
Sementara, Kasatreskrim Polres Metro Jakarta Selatan AKBP Gogo Galesung menjelaskan, sebelum melakukan aksinya, pelaku mengaku tak bisa tidur. MAS mengaku mendapat bisikan-bisikan.
"Dia merasa tidak bisa tidur terus ada hal-hal yang membisiki dia, meresahkan dia," ujar Gogo, Sabtu, 30 November 2024.