Ntvnews.id, Jakarta - Ketua DPP PDI Perjuangan, Deddy Sitorus, terlibat perdebatan sengit dengan Menteri Perumahan dan Permukiman Indonesia, Maruarar Sirait, dalam sebuah acara.
Perdebatan bermula saat Maruarar mengangkat isu tentang tingkat kepercayaan publik terhadap pemerintahan yang sedang menunjukkan tren peningkatan.
Ara menegaskan bahwa anggapan tentang demokrasi yang terancam di bawah kepemimpinan Jokowi dan Prabowo adalah keliru. Ia menyatakan bahwa kondisi demokrasi di Indonesia saat ini berjalan dengan baik.
"Berbeda sekali, karena waktu Pak Jokowi itu kepercayaan publiknya bahkan paling tinggi di dunia. Abis itu, Pak Prabowo 85 persen lebih tinggi lagi."
"Kalau Rakyat Indonesia enggak percaya, kalau hari ini ada yang enggak jujur, 'main' ya, polisi kepercayaan publiknya tinggi, Kejaksaan juga meningkat," ujar Ara dalam acara Satu Meja di Kompas TV, Kamis, 28 November 2024 lalu.
@hot_topic_terkini #pilkada2024 #pdiperjuangan #prabowo ? suara asli - Hot Topic
Namun, Deddy Sitorus yang berada di dekat Ara langsung menyela pembicaraan tersebut. Ia keberatan dengan pernyataan Ara tentang meningkatnya kepercayaan publik terhadap institusi Polri. "Kalau polisi kita bisa berdebat," potong Deddy.
Ara yang merasa terganggu oleh interupsi tersebut, menegur Deddy agar memberikan kesempatan berbicara secara bergantian. "Boleh gantian enggak? Kalau kamu mau ngomong gantian," ucap Ara.
Deddy menanggapi dengan menyebut pembicaraan seharusnya tidak bersikap kekanak-kanakan. "Ya kita jangan kayak anak kecil, aku mau kasih tahu bahwa polisi beda," jawab Deddy.
Ara akhirnya mengalah dan mempersilakan Deddy berbicara lebih dulu. "Yaudah silakan-silakan," kata Ara. Namun, Deddy justru tidak melanjutkan pembicaraannya saat diberi waktu oleh Ara. "Enggak, yaudah silakan," ujar Deddy kepada Ara.
Ara pun kesal dan menegaskan bahwa diskusi diatur oleh moderator, bukan oleh peserta. "Bukan kamu yang ngatur. Di sini ada moderator," katanya dengan nada tinggi.
Maruarar Sirait (Istimewa)
Perdebatan antara keduanya semakin memanas dan meluas ke berbagai topik lain. Ara bahkan menyinggung Deddy, menyarankan agar ia belajar menerima kekalahan dengan lapang dada.
"Kalau kalah itu ikhlas aja, kalah itu memang berat ya. Belajarlah negarawan, pernah menang, pernah kalah. Pak Prabowo itu beberapa kali kalah," ucap Ara.
"Enggak usah terlalu songong lah, dari tadi songong melulu lo soalnya. Enggak usah terlalu songong kita," balas Deddy.
Ara menambahkan, "Memang berat kalah itu, sabar aja." Deddy membalas dengan menyebut, "Ya lebih enak jadi kaki tangan oligarki kok." Ara kembali mengulang pernyataan yang sama. "Memang berat kalah itu," tegasnya lagi.
Deddy Sitorus (ANTARA)
Deddy yang tersulut emosi melontarkan komentar kontroversial. "Jangan terusin lu kayak perempuan, lu udah menteri aja masih kayak perempuan. Maaf saya gender bias ya tapi kayak anak kecil aja," ujarnya dengan nada tinggi.
Ara menanggapi serangan Deddy dengan sikap tenang, menyebut Deddy tidak berkelas karena terjebak emosi. "Enggak apa-apa. Enggak kelas," kata Ara. "Enggak kelas. Lo ngomong aja," timpal Deddy.
Ara kembali menekankan bahwa terpancingnya emosi menandakan kurangnya kelas seseorang. "Kenapa kepancing? kalau memang bagus, kenapa kepancing? Berarti enggak kelas kan," tutup Ara.