Ngeri, 56 Orang Tewas dalam Kericuhan yang Terjadi di Stadion Sepak Bola

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 3 Des 2024, 07:30
Deddy Setiawan
Penulis
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Ilustrasi kecelakaan atau Korban Tewas Ilustrasi kecelakaan atau Korban Tewas (Freepik/ rawpixel.com)

Ntvnews.id, Nzerekore - Sedikitnya 56 orang tewas dalam insiden tragis yang melibatkan bentrokan dan desak-desakan di sebuah stadion di Nzerekore, Guinea tenggara.

Banyak korban lainnya mengalami luka-luka akibat peristiwa tersebut, yang terjadi di tengah pertandingan sepak bola lokal pada Minggu, 1 Desember 2024 sore waktu setempat.

Dilansir dari Reuters, Selasa, 3 Desember 2024, insiden tersebut terjadi saat pertandingan antara tim Labe dan Nzerekore dalam turnamen yang diadakan untuk menghormati pemimpin militer Guinea, Mamadi Doumbouya.

Perdana Menteri Guinea, Amadou Oury Bah, mengecam peristiwa ini melalui pernyataan di media sosial.

Baca Juga: Erick Thohir Puji Kualitas Rumput Stadion GBK Jelang Laga Indonesia vs Jepang di Kualifikasi Piala Dunia 2026

"Pemerintah mengutuk keras insiden yang mencoreng pertandingan sepak bola antara tim Labe dan Nzerekore di Nzerekore," ujarnya.

Meski tidak menyebutkan jumlah korban secara spesifik, Bah meminta masyarakat untuk tetap tenang dan memberi ruang bagi layanan medis untuk menangani para korban.

Media lokal melaporkan bahwa insiden desak-desakan dipicu oleh keributan antara penonton setelah wasit membuat keputusan yang kontroversial terkait gol.

Situasi memburuk dengan cepat, diwarnai aksi kekerasan dan kepanikan di stadion. Pasukan keamanan menggunakan gas air mata untuk memulihkan ketertiban, sementara beberapa penonton melemparkan batu sebagai bentuk protes.

Sebuah video yang beredar di media sosial menunjukkan belasan jenazah, termasuk anak-anak, tergeletak di lokasi kejadian. Namun, keaslian video tersebut belum dapat diverifikasi oleh Reuters.

Baca Juga: Stadion Wibawa Mukti Rusak Parah Diterjang Angin Kencang, Atap Roboh

Koalisi oposisi, Aliansi Nasional untuk Perubahan dan Demokrasi, menyerukan investigasi menyeluruh atas insiden ini, dengan menuding otoritas Guinea bertanggung jawab atas tragedi tersebut.

Mereka juga mengkritik turnamen itu sebagai ajang untuk menggalang dukungan politik bagi Doumbouya, yang dianggap tidak sah dan tidak layak.

Guinea berada di bawah kendali militer sejak kudeta terhadap Presiden Alpha Conde pada 2021. Doumbouya, yang mengambil alih kekuasaan, mengklaim langkah itu bertujuan mencegah negara terjerumus dalam kekacauan. Namun, ia juga menuai kritik karena tidak memenuhi janji untuk memulihkan pemerintahan sipil.

 

x|close