Ntvnews.id, Jakarta - Kasus pembunuhan tragis yang melibatkan seorang anak terhadap ayah kandungnya sendiri di Desa Paju, Kecamatan Ponorogo, Jawa Timur akhirnya terungkap. Korban Boniman (63) meregang nyawa di tangan anak kandungnya Ridho (27) yang memiliki riwayat gangguan jiwa dilatarbelakangi hal sepele.
Peristiwa tragis itu terjadi karena pelaku marah lantaran tak diberi rokok usai makan malam.
Pelaku dan korban sempat terlibat cekcok di meja makan.
Pelaku kemudian melakukan penganiyaan secara brutal hingga mengakibatkan korban tewas. Tak hanya menggunakan tangan kosong pelaku juga menghantam tubuh korban dengan sepeda motor.
Menurut Kasat Reskrim Polres Ponorogo AKP Rudy Hadijanto pertengkaran bermula saat pelaku kesal dengan menu makan malam yang disajikan yang tidak sesuai dengan seleranya. Kemarahan semakin memuncak saat korban tidak menyediakan rokok karena warung sudah tutup.
Dalam kondisi emosional pelaku menganiaya korban secara brutal hingga terjatuh dan mengalami parah tulang rusuk di empat lokasi. Tak sampai di situ pelaku bahkan menghantam tubuh korban yang sudah tersungkur dengan sepeda motor milik korban.
Usai menganiaya korban, pelaku kemudian mematikan lampu rumah dan tidur seolah tidak terjadi apa-apa. Saat dini hari ini ia sempat memindahkan sepeda motor yang menimpa tubuh korban lalu kembali tidur. Esok harinya warga yang datang ke rumah tersebut menemukan jasad Boniman dan langsung melapor ke polisi.
"Sampai saat ini yang bersangkutan masih kita amankan di rumah sakit Harjono. Karena yang bersangkutan ada indikasi terjadi gangguan jiwa maka berada di tempat khusus orang yang mengalami gangguan jiwa," kata Kasat Reskrim Polres Ponorogo AKP Rudy Hadijanto.
"Ketika kejadian itu pelaku melakukan pemukulan di tengkuk korban. Setelah jatuh pelaku menginjak injak tubuh korban sehingga ada lima tulang rusuk yang patah. Setelah korban tidak sadarkan diri dilempar dengan motor oleh pelaku. Kemudian ditinggal tidur oleh pelaku," imbuhnya.
Rudy juga menambahkan pelaku saat ini dirawat di RSUD Harjono di Poli Kejiwaan. Penyelidikan lebih lanjut akan dilakukan setelah ada hasil tes media terkait kondisi mental pelaku.
Polisi masih mendalami motif di balik aksi keji tersebut. Riwayat gangguan jiwa pelaku menjadi salah satu faktor yang kini mendapat perhatian serius dari pihak berwenang.