Ntvnews.id, Washington DC - Sebuah penerbangan Jet2 harus kembali ke gerbang keberangkatan akibat ulah seorang penumpang yang mabuk, bernama Lewis Howarth.
Dilansir dari New York Post, Rabu, 4 Desember 2024, Insiden tersebut melibatkan tindakan agresif hingga ancaman terhadap petugas polisi.
Howarth, yang sudah mengonsumsi banyak alkohol di ruang tunggu sebelum naik pesawat, berjalan sempoyongan di lorong dan mengumpat kasar kepada pramugari ketika diminta mengenakan sabuk pengaman.
Baca Juga: Pesawat IndiGo Gagal Mendarat Akibat Topan Fengal di Bandara Chennai
Keadaan ini memaksa awak pesawat melaporkan kejadian tersebut kepada kapten. Situasi semakin memburuk ketika Howarth berdiri, menampar pramugari, dan terus berulah, sehingga kapten memutuskan untuk kembali ke gerbang keberangkatan.
Polisi segera naik ke pesawat untuk mengamankan Howarth, yang berada di bagian belakang pesawat dalam keadaan sempoyongan. Saat hendak diantar keluar, ia justru melontarkan ancaman kasar, bahkan berusaha menggigit petugas.
Ketika ditahan, ia juga menendang mulut salah satu petugas, meskipun tanpa menyebabkan cedera serius. Akhirnya, petugas harus memukul perut Howarth untuk menghentikan perlawanannya sebelum membawanya keluar menggunakan kursi roda.
Insiden ini menyebabkan penerbangan yang dijadwalkan dari Manchester ke Dalaman, Turki, mengalami penundaan hingga 90 menit. Ironisnya, meskipun ditahan dan menghadapi tuduhan serius, Howarth tampaknya tidak menunjukkan penyesalan.
Baca Juga: Geger Penumpang Tantrum di Dalam Pesawat
Dia berhasil terbang ke Turki keesokan harinya dengan maskapai lain, bersama pasangan dan anak-anaknya. Di laman Facebook-nya, Howarth bahkan bercanda tentang insiden tersebut dengan menulis, "Baiklah, mari kita coba lagi. Kali ini hanya kokain."
Dalam persidangan di Pengadilan Magistrat Manchester, Howarth mengaku bersalah atas tuduhan mabuk di pesawat, penyerangan terhadap petugas darurat, dan kekerasan.
Jaksa Gareth Hughes menjelaskan bahwa perilaku Howarth di pesawat sangat tidak terkendali, dengan tanda-tanda mabuk berat seperti bicara tidak jelas, pupil mata membesar, serta koordinasi tubuh yang buruk.
Hakim menyampaikan bahwa Howarth berpotensi dijatuhi hukuman hingga dua tahun penjara atas tindakannya. Insiden ini menjadi pengingat pentingnya menjaga perilaku di ruang publik, terutama di pesawat, demi keselamatan dan kenyamanan semua penumpang.