Ntvnews.id, Jakarta - Media sosial kembali dihebohkan dengan informasi bahwa Gedung Kejaksaan Agung (Kejagung) sempat diintai oleh sebuah drone atau pesawat tanpa awak, setelah peristiwa penguntitan Jampidsus Febrie Adriansyah oleh oknum anggota Densus 88 Antiteror Polri.
Bahkan, setelah kabar penguntitan yang dilakukan oleh beberapa anggota Densus 88 tersebut, pengamanan di kawasan gedung Kejaksaan Agung mulai ditingkatkan. Sebab, belakangan banyak drone yang terbang di atas gedung-gedung Kejaksaan Agung.
Dikabarkan pula, pihak keamanan dari Kejaksaan Agung RI telah menyiapkan alat penembak drone pada Selasa, 21 Mei 2024 pekan lalu untuk mengantisipasi hal tersebut. Namun, baru-baru ini diketahui bahwa drone tersebut adalah milik seorang warga.
Warga tersebut, menurut kabar yang beredar, hendak membuat konten untuk media sosial pribadinya di kawasan Cakra Selaras Wahana (CSW) Kebayoran Baru, Jakarta Selatan yang tidak lain berada di sekitar Gedung Kejaksaan Agung.
Hal ini dilihat dari unggahan akun Instagram @nauflfy yang berupa video yang memperlihatkan gambar hasil drone tersebut. Ada yang tau berapa banyak motor di foto ini? (Lokasi) Taman Literasi MTH, depan Kejagung," tulis akun instagram tersebut pada Minggu, 26 Mei 2024.
Selain mengunggah video hasil tangkapan drone, akun tersebut juga sempat mengunggah sebuah Instagram Story dengan keterangan ‘izin, bukan mencintai’. Namun, sampai saat ini belum ada konfirmasi lebih lanjut dari pihak Kejagung mengenai keberadaan drone tersebut.
Gedung Kejaksaan Agung RI (Google Maps)
Untuk diketahui, Jaksa Agung Muda bidang Pidana Khusus (Jampidsus) Febrie Adriansyah sempat dikuntit oleh dua orang anggota Densus 88 Antiteror. Pada saat itu, ia hendak makan di sebuah restoran Prancis di kawasan Cipete, Jakarta Selatan.
Kemudian, pengawal Febrie dari Polisi Militer menyadari bahwa Jampidsus sedang dikuntit oleh dua orang yang mengaku sebagai pegawai BUMN tersebut. Polisi Militer tersebut akhirnya bisa menangkap salah seorang anggota Densus 88 dan menggunakannya.
Aksi penguntitan tersebut rupanya dilakukan oleh lima orang anggota dan dipimpin oleh seorang perwira menengah Polri. Penguntitan ini rupanya untuk menjalankan misi terselubung yaitu ‘Sikat Jampidsus’.