Ntvnews.id, Jakarta - Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas) Polri, Irjen Aan Suhanan, memaparkan strategi pengelolaan arus mudik dan balik menjelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024-2025.
Dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi III DPR RI, Aan menjelaskan tiga poin utama yang menjadi perhatian, yaitu pengelolaan arus lalu lintas, capaian target BNPB, dan tugas pokok serta fungsi Korps Lalu Lintas Polri.
Survei dan Regulasi Terpadu
Irjen Aan mengungkapkan bahwa pihaknya telah melakukan berbagai persiapan untuk menghadapi lonjakan kendaraan selama libur Nataru.
Baca Juga: Soal Penanganan Kasus di Semarang, Ketua Komisi III DPR Apresiasi Polri: 9 dari 10
“Kita sudah melakukan survei, rapat koordinasi, dan sedang menyusun regulasi berupa Surat Keputusan Bersama (SKB) antara Bina Marga, pimpinan pusat, dan Korlantas,” ujarnya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, 4 Desember 2024.
SKB ini akan menjadi panduan bagi seluruh pemangku kepentingan dalam mengelola arus mudik, balik, dan wisata.
Dalam regulasi tersebut, beberapa kebijakan penting akan diterapkan, seperti pembatasan kendaraan berat di jalur tertentu, penerapan contra flow, serta sistem one way pada jalan tol. Selain itu, penggunaan pelabuhan penyeberangan seperti Merak, Bakauheni, Ketapang, dan Gilimanuk juga akan diatur lebih ketat untuk mengurangi antrean dan kemacetan.
Buffer Zone dan Delaying System
Aan juga menyoroti pentingnya sistem buffer zone dan strategi delaying system untuk mengatasi kemacetan yang disebabkan oleh cuaca ekstrem, seperti yang sempat terjadi di Pelabuhan Merak.
“Kita menyiapkan buffer zone di beberapa lokasi, seperti kilometer 43, 68, dan area parkir Munik,” jelasnya. Sistem ini dirancang untuk menampung kendaraan sementara jika terjadi penundaan perjalanan kapal.
Baca Juga: Komisi III DPR RI Datangi Mapolda Sumbar Bahas Polisi Tembak Polisi
Selain itu, Kepolisian juga akan membatasi penjualan tiket pelabuhan jika situasi di lapangan tidak memungkinkan, sambil memberikan informasi kepada masyarakat melalui aplikasi dan media.
Titik Krusial di Jalur Mudik
Aan mengidentifikasi sejumlah titik krusial yang perlu diantisipasi, termasuk ruas tol Jakarta-Cikampek, rest area, dan jalur arteri.
“Di kilometer 48 hingga 70, volume kendaraan diprediksi sangat tinggi. Untuk itu, kita akan melakukan intervensi di sana,” ungkapnya. Titik lainnya adalah persimpangan sebidang dengan kereta api dan pasar tumpah yang kerap menyebabkan perlambatan lalu lintas.
Fokus Nasional
Aan menegaskan bahwa strategi ini tidak hanya berlaku di Pulau Jawa, tetapi juga di seluruh Indonesia. Dengan koordinasi yang matang antara Polri, pemerintah daerah, dan pemangku kepentingan lainnya, Irjen Aan berharap pengelolaan arus mudik dan balik Nataru tahun ini dapat berjalan lebih lancar dibandingkan tahun sebelumnya.
“Semua ini adalah upaya kita untuk memastikan keselamatan dan kenyamanan masyarakat selama musim liburan,” tutupnya.