Ntvnews.id, Jakarta - Kabar duka datang dari umat Muslim di seluruh dunia atas meninggalnya Syekh Muhammad Hisham Kabbani pada Kamis, 5 Desember 2024. Syekh Muhammad Hisham Kabbani merupakan merupakan seorang ulama muslim yang dikenal di seluruh dunia. Nah, berikut profil selengkapnya.
Syekh Muhammad Hisham al-Kabbani lahir pada 13 Safar 1364, bertepatan dengan 28 Januari 1945. Beliau adalah seorang Sufi Muslim yang memiliki pengaruh besar di kalangan komunitas Lebanon-Amerika.
Dalam misi dakwahnya, Syekh Kabbani selalu menekankan pentingnya membangun ketahanan masyarakat dalam menghadapi ekstremisme kekerasan. Ia menyampaikan pesan ini kepada para pemimpin Muslim di berbagai negara, mulai dari Afghanistan hingga Inggris.
Syekh Muhammad Hisham Kabbani (Laduni.id)
Pendekatan tegasnya dalam mengkritik ekstremisme pernah menimbulkan kontroversi di kalangan sebagian Muslim Amerika. Syekh Kabbani menyelesaikan pendidikan sarjana di bidang teknik kimia di Universitas Amerika, Beirut, Lebanon.
Beliau kemudian melanjutkan studi kedokteran di Belgia, sebelum akhirnya mempelajari hukum di Fakultas Hukum Universitas Damaskus, Suriah. Di sisi lain, perjalanan spiritualnya yang mendalam membuatnya memimpin thariqat Naqsyabandiyah Haqqani di Amerika Serikat.
Sebagai seorang pemimpin Muslim di negara besar seperti Amerika, Syekh Kabbani sering terlibat dalam aktivitas dakwah internasional. Ia pernah menjadi pembicara dan menghadiri berbagai pertemuan internasional di negara-negara seperti Spanyol, Malaysia, dan Indonesia.
Pada tahun 2003, Syekh Kabbani menghadiri acara besar bersama ribuan Muslim di Masjid Istiqlal Jakarta. Pada tahun 2012, Royal Islamic Strategic Studies Centre mengakui pengaruhnya dengan memasukkan namanya ke dalam daftar 500 Muslim paling berpengaruh di dunia.
Syekh Muhammad Hisham Kabbani (NU)
Keluarga Al-Kabbani dikenal sebagai salah satu keluarga Muslim tertua yang berasal dari Beirut. Menurut para ahli genealogi, garis keturunan keluarga ini dapat ditelusuri hingga Sayyidina Ali Zainal Abidin bin Sayyidina Husain bin Sayyidina Ali bin Abi Thalib.
Keluarga ini awalnya bermigrasi dari Mesir dan Hijaz ke Irak, sebelum sebagian anggota keluarga akhirnya menetap di wilayah Syam Besar. Beberapa dari mereka pernah berjuang di bawah kepemimpinan Sultan Salahuddin Al-Ayyubi.
Sejak menetap di Beirut, keluarga ini memiliki pengaruh besar, dengan sejumlah anggota keluarga yang pernah menjabat sebagai menteri dan anggota parlemen di pemerintahan.