Ntvnews.id, Washington DC - Pemerintah Amerika Serikat (AS) berencana untuk menghentikan sementara pembekuan penjualan senjata ofensif kepada Arab Saudi dalam beberapa minggu ke depan.
Dilansir dari Al Arabiya, Senin, 27 Mei 2024, menyatakan bahwa penjualan senjata akan kembali dilanjutkan dengan signifikan, terutama untuk jenis senjata tertentu, meskipun belum ada rincian lebih lanjut yang tersedia. Alasan di balik keputusan AS ini belum jelas.
Di bawah Presiden Joe Biden, pemerintah AS pada awalnya menargetkan negara-negara Teluk dengan sejumlah langkah kebijakan luar negeri.
Mohammed bin Salman (Daily Mail)
Langkah-langkah itu mencakup pencabutan penetapan teror untuk kelompok pemberontak Houthi di Yaman, meskipun ada pertentangan kuat dari sekutu-sekutu tradisional AS di Teluk dan kawasan Arab, dan membekukan apa yang disebut sebagai penjualan senjata "ofensif".
Baca Juga:
Kocak! Majikan Asal Arab Saudi Sambutan di Pernikahan ART di Indonesia, Warga Malah Jawab Aamiin
Sejak saat itu, Arab Saudi telah memfasilitasi perundingan damai dan menjalin jalur komunikasi langsung dengan kelompok Houthi, yang telah meluncurkan roket, rudal, dan drone bermuatan peledak ke arah Riyadh selama bertahun-tahun.
Media Financial Times menjadi yang pertama melaporkan keputusan pemerintahan Biden mencabut pembekuan penjualan senjata ofensif ke Saudi.
Baca Juga:
Apa Itu Smart Card Jemaah Haji 2024, Terobosan Baru Arab Saudi
Riyadh diketahui mengakui dan mendukung pemerintahan Yaman yang sah dan telah memberikan bantuan kemanusiaan senilai jutaan dolar kepada negara yang diselimuti perang tersebut.
Dua tahun kemudian, pemerintahan Biden mengubah pendiriannya dengan menetapkan kembali Houthi sebagai organisasi teroris, dan saat ini hampir setiap hari terlibat aksi saling serang dengan kelompok yang didukung Iran tersebut.