Ntvnews.id, Jakarta - Pada Sinode Godang ke-67, Pendeta Victor Tinambunan resmi terpilih sebagai Ephorus Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) untuk periode 2024-2028.
Dalam pemilihan yang berlangsung penuh antusiasme, Pdt. Victor meraih 1.125 suara, mengungguli dua pesaingnya, Pdt. Maulinus Siregar dengan 620 suara, dan Pdt. Roida Situmorang yang memperoleh 11 suara. Dari total 1.762 suara yang tercatat, terdapat 6 suara yang dinyatakan batal. Hasil ini menjadi bukti kepercayaan yang besar dari jemaat HKBP terhadap kepemimpinan Pdt. Victor.
Pemilihan yang digelar di Auditorium Seminari Sipoholon, Kabupaten Tapanuli Utara, berlangsung dengan transparansi tinggi.
Penghitungan suara dilakukan secara tertutup, di mana hanya peserta Sinode Godang yang diperkenankan masuk. Kehadiran petugas keamanan di pintu utama menambah kesan pentingnya momen bersejarah ini.
Pendeta (Pdt) Victor Tinambunan bersama keluarga NT Corp. (Dokumentasi NTVnews)
Berikut profil singkatnya
Lahir dan dibesarkan di desa Parlilitan, Kabupaten Humbang Hadundutan, Sumatera Utara, Pdt. Victor Tinambunan merupakan sosok yang terlahir dari keluarga sederhana. Ayahnya seorang sintua dan pegawai negeri sipil, namun mereka hidup dengan keterbatasan. Meski demikian, kondisi ini tidak mematahkan semangat Victor untuk meraih cita-citanya.
Pendidikan formal Victor dimulai di kampung halamannya, di mana ia menuntut ilmu hingga SMA di Tarutung. Meskipun awalnya bercita-cita masuk fakultas pertanian, Tuhan memiliki rencana lain untuknya. Atas arahan ayahnya, Victor memilih untuk melanjutkan pendidikan di Sekolah Tinggi Theologia HKBP (STT HKBP), di mana ia memulai langkahnya sebagai calon pendeta. Pendidikan di STT HKBP menjadi titik awal yang membawa Victor pada perjalanan panjang di dunia pelayanan Kristen.
Tidak hanya menuntut ilmu di Indonesia, Pdt. Victor juga melanjutkan pendidikan S2 di Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta antara 1994 hingga 1996. Setelah itu, ia memperdalam ilmu teologi di Lutheran Theological Seminary, Philadelphia, Amerika Serikat, dari 1996 hingga 1998. Bagi Victor, kesempatan untuk belajar di luar negeri adalah sebuah jalan Tuhan yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya. Sebagai seorang anak desa, pengalaman tersebut memberikan perspektif yang lebih luas tentang dunia pelayanan.
Selama kuliah, Victor juga aktif dalam organisasi kemahasiswaan, di antaranya sebagai Ketua Seksi Kerohanian di Senat Mahasiswa dan Sekretaris Senat Mahasiswa. Ia juga terlibat dalam Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Cabang Pematang Siantar, menunjukkan dedikasinya terhadap perkembangan gereja dan pergerakan mahasiswa Kristen di Indonesia.