Ntvnews.id, Jakarta - Miftah Maulana Habiburahman, atau yang lebih dikenal sebagai Gus Miftah, resmi mengundurkan diri dari posisinya sebagai Utusan Khusus Presiden. Keputusan tersebut diambil setelah video dirinya yang diduga merendahkan seorang penjual es teh viral dan menuai kritik di media sosial.
"Kepada Bapak Presiden, kepada Bapak Presiden, saya mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya atas amanah dan kepercayaan yang telah diberikan kepada saya," ujar Gus Miftah, Jumat, 6 Desember 2024.
Publik mulai menyoroti sosok Gus Miftah setelah video yang memperlihatkan dirinya mengolok-olok seorang penjual es keliling menyebar luas di media sosial. Peristiwa itu terjadi saat Gus Miftah menghadiri acara pengajian di Magelang pada Senin, 25 November 2024.
Baca Juga: Sosok Gus Miftah yang Mengundurkan Diri dari Sebagai Utusan Khusus Presiden
Menanggapi situasi tersebut, Gus Miftah memberikan klarifikasi dan menyampaikan permintaan maaf atas tindakannya.
Sebagai bentuk tanggung jawab, Gus Miftah mengunjungi kediaman penjual es teh tersebut, Sunhaji, untuk meminta maaf secara langsung. Ia mendatangi rumahnya dengan tujuan memperbaiki hubungan dan menunjukkan itikad baik.
Asal Usul dan Keturunan Gus Miftah
Gus Miftah, yang lahir pada 5 Agustus 1981, adalah seorang mubalig sekaligus pemimpin Pondok Pesantren Ora Aji di Sleman. Sebelum pengunduran dirinya, ia menjabat sebagai Utusan Khusus Presiden untuk Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan.
Dalam silsilah keluarganya, Gus Miftah merupakan keturunan kesembilan dari Kyai Muhammad Ageng Besari, tokoh yang mendirikan Pesantren Tegalsari di Ponorogo. Kyai Muhammad Ageng Besari dikenal sebagai sosok ulama besar yang berperan signifikan dalam perkembangan pesantren di Nusantara.
Baca Juga: Gus Miftah Bikin Heboh Lagi, Sebut Dokter Goblok dalam Ceramahnya
Ayah Gus Miftah, M. Murodhi, adalah putra dari M. Boniran, yang juga merupakan bagian dari garis keturunan tersebut.
Pesantren Tegalsari, atau yang juga dikenal sebagai Pesantren Gebang Tinatar, adalah salah satu lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia. Kyai Muhammad Ageng Besari tidak hanya dikenal sebagai ulama, tetapi juga sebagai bangsawan yang berpengaruh di wilayahnya, menjadikan pesantren ini sebagai pusat pendidikan agama yang penting di masa itu.