Pesan Dari PBNU, Perusahaan dengan Saham Indonesia Jangan Diboikot

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 6 Des 2024, 16:58
thumbnail-author
Akbar Mubarok
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
 Massa dari Aliansi Bela Palestina Boikot Israel melakukan aksi di halaman pusat perbelanjaan Bandung Indah Plaza (BIP), Bandung, Jawa Barat. Massa dari Aliansi Bela Palestina Boikot Israel melakukan aksi di halaman pusat perbelanjaan Bandung Indah Plaza (BIP), Bandung, Jawa Barat. (( (Antara) (Raisan Al Farisi) ))

Ntvnews.id, Jakarta - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan aksi boikot terhadap perusahaan lokal yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh warga Indonesia.

"Di media sosial belakangan ini, sejumlah pihak aktif mengkampanyekan boikot produk keluaran perusahaan go public hanya lantaran sebagian kecil sahamnya dimiliki oleh investor asing tertentu. Yang seperti ini tidak tepat,” kata Ketua Bidang Pemberdayaan Perekonomian PBNU Dr. KH. Eman Suryaman, Jumat, 6 Desember 2024.

Baca Juga : Hamas Desak Israel Segera Lepaskan Warga Palestina yang Dipenjara

Dalam diskusi publik bertajuk "Bulan Palestina & Sosialisasi Fatwa MUI" yang diadakan di Cirebon, Jawa Barat, pada Sabtu 30 November lalu, Eman menyampaikan bahwa masyarakat seharusnya memprioritaskan produk dari perusahaan publik yang dimiliki oleh warga Indonesia, daripada produk-produk asing yang mendukung Israel.

Tujuannya adalah agar ekonomi nasional terus berkembang dan tidak ada dana yang mengalir keluar.

Selain itu, perusahaan publik memberikan banyak manfaat baik untuk perekonomian nasional maupun masyarakat umum, dengan akses yang lebih besar ke modal dari para investor.

Dana tersebut dapat digunakan untuk ekspansi, menciptakan lapangan kerja baru, dan meningkatkan produksi, yang pada akhirnya akan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

Baca Juga : Presiden Palestina Umumkan Calon Penggantinya, Kenapa?

"Itjima Ulama MUI terkait prioritas penggunaan produk dalam negeri juga sudah jelas mengatur kriteria perusahaan nasional yang produknya perlu diprioritaskan, yakni perusahaan yang menggunakan bahan baku dalam negeri, saham perusahaan tidak dimiliki asing secara mayoritas dan menggunakan tenaga kerja nasional di level manajerial puncak," kata dia.

Di sisi lain, umat Muslim perlu tetap bersatu dalam memboikot produk dari perusahaan multinasional asing yang mendukung Israel. Langkah ini merupakan bentuk dukungan terhadap Palestina sekaligus protes terhadap kebijakan luar negeri negara-negara Barat yang mendukung Israel.

"Boikot produk pro Israel yang marak di berbagai negara dalam setahun lebih terakhir, termasuk Indonesia, perlu diteruskan agar memberi efek jera pada Israel dan negara-negara pendukungnya," ucapnya.

Wakil Sekretaris Jenderal MUI Bidang Hukum, Dr. KH Ikhsan Abdullah, menambahkan bahwa memboikot produk yang mendukung Israel merupakan bentuk dukungan umat Muslim terhadap Bangsa Palestina.

“Kehadiran kita di sini untuk menunjukkan sikap mendukung gerakan bangsa Palestina terbebas dari penjajahan Israel. Bagaimana caranya? Caranya dengan boikot,” ujarnya.

Baca Juga : 270 Anak Palestina Diperlakukan Tak Manusiawi di Penjara Israel

Salah satu relawan Mer-C di Gaza, Farid Zanjabil Al Ayubi, menginformasikan bahwa saat ini telah tercatat lebih dari 46.000 korban syahid di Jalur Gaza, dengan hampir 120.000 orang lainnya mengalami luka-luka.

“Jalur Gaza penduduknya 2,5 juta orang, sekarang hampir semuanya mengungsi. Perempuan dan anak-anak menjadi korban terbesar sebanyak 70 persen,” katanya.

(Sumber Antara)

x|close