Ntvnews.id, Beijing - Seorang anggota polisi di China memicu kemarahan publik setelah beredar video yang menunjukkan penganiayaan terhadap seorang anak sekolah dasar.
Dalam rekaman yang viral, polisi tersebut terlihat menendang dan menampar seorang bocah laki-laki berusia 12 tahun di dekat Sekolah Dasar Hongzhuang, yang terletak di kabupaten wilayah otonom Ningxia Hui, China bagian barat laut.
Dilansir dari SCMP, Minggu, 8 Desember 2024, video yang muncul pada 22 November itu memperlihatkan seorang anak bernama Ma yang dianiaya oleh seorang polisi. Dalam video tersebut, pelaku menarik rambut Ma dan beberapa kali menamparnya.
Baca Juga: Manajer SPBU Ditampar Oknum TNI Usai Tolak Isi Pertalite Tanpa Kode QR
Sementara itu, seorang polisi lainnya hanya diam dan menyaksikan tindakan kekerasan yang dilakukan oleh rekannya.
Peristiwa ini bermula setelah dua anak melaporkan perundungan yang dialami Ma kepada orang tuanya. Setelah diselidiki, diketahui bahwa Ma meninggalkan sekolah tanpa izin. Polisi Wang dan Dai kemudian mengejar Ma, yang berujung pada konfrontasi di luar sekolah.
Setelah video ini viral, ibu Ma segera meminta keadilan melalui media sosial, yang memicu reaksi kemarahan di dunia maya. Banyak warganet mengecam tindakan polisi tersebut, menganggap bahwa kekerasan seperti itu tidak dapat dibenarkan dalam kondisi apapun.
Menanggapi insiden tersebut, pihak kepolisian mengungkapkan bahwa Ma, yang juga merupakan wakil kepala kantor polisi kabupaten, telah dipecat pada 24 November. Selain itu, polisi Wang diwajibkan meminta maaf kepada Ma dan keluarganya.
Baca Juga: Link Video Penembakan Pelajar SMKN 4 Semarang oleh Oknum Polisi yang Berdurasi 41 Detik
Pihak kepolisian juga mendampingi Ma ke rumah sakit untuk pemeriksaan medis, yang menemukan memar di wajah dan punggung bawahnya.
Insiden ini juga memicu perhatian terkait masalah perundungan anak-anak di China. Pemerintah China dalam beberapa tahun terakhir telah berupaya menangani perundungan dengan memberikan lebih banyak kewenangan kepada lembaga pendidikan, mengingat perundungan yang dianggap sebagai lelucon bisa menyebabkan trauma jangka panjang.
Kejadian ini menyoroti pentingnya penanganan kekerasan dalam segala bentuk, baik di sekolah maupun masyarakat, serta perlunya pendekatan yang lebih adil dan sesuai dengan hukum.