Ntvnews.id, Jakarta - Fenomena yang tidak biasa terjadi pada seorang wanita berusia 25 tahun asal Providence, Rhode Island, AS, yang memiliki darah berwarna biru, bukan merah seperti umumnya. Hal ini terungkap setelah ia dibawa ke Unit Gawat Darurat (UGD) dengan keluhan lemah, kelelahan, sesak napas, dan gejala lainnya yang tidak biasa.
Dilansir dari CNN Internasional, Minggu, 8 Desember 2024, hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa darah wanita tersebut berwarna biru. Dr. Otis Warren dan Dr. Benjamin Blackwood membahas kasus ini dalam sebuah penelitian yang diterbitkan di New England Journal of Medicine pada Kamis, 19 September 2019.
Pasien tersebut mengalami kondisi yang disebut sianotik, istilah klinis untuk warna kebiruan pada tubuh. Dokter mengaitkan warna biru darahnya dengan penggunaan zat mati rasa.
Baca Juga: Tawuran Berdarah di Duren Sawit Jaktim, Korban: 1 Tewas dan 3 Kritis
"Dia melaporkan telah menggunakan sejumlah besar benzocaine topikal pada malam sebelumnya untuk sakit gigi," tulis kedua dokter dalam penelitiannya.
Dr. Warren, yang merupakan dokter pengobatan darurat di Rumah Sakit Miriam di Providence, menyebutkan bahwa ia pernah menangani satu kasus serupa saat masa residensinya, sehingga ia langsung mengenali kondisi pasien ini.
"Ini adalah salah satu kasus langka yang kami pelajari, diteliti, dites, tetapi jarang terlihat," kata Warren kepada CNN.
Penyebabnya?
Warren mendiagnosis wanita tersebut dengan methemoglobinemia, sebuah reaksi yang disebabkan oleh obat tertentu yang menghentikan kemampuan darah untuk mengirimkan oksigen ke jaringan tubuh.
"Darah yang kaya oksigen biasanya dikaitkan dengan warna merah cerah. Tetapi meskipun darah tampak biru pada pasien dengan methemoglobinemia, kadar oksigen sebenarnya cukup tinggi," jelas Warren.
Baca Juga: Ngeri, Pria Hajar Penumpang Pesawat yang Sedang Tertidur Hingga Berdarah-darah
Dalam kasus ini, darah cenderung "egois," mengikat oksigen tetapi tidak melepaskannya ke jaringan tubuh yang membutuhkan. Hal inilah yang menyebabkan perubahan warna darah menjadi biru.
"Sangat tepat bahwa penawarnya juga berwarna biru cemerlang. Metilen biru mengembalikan elektron yang hilang ke molekul hemoglobin, yang memulihkan kadar oksigen dan membantu melepaskan oksigen kembali ke jaringan," tambah Warren.
"Di bidang saya, kedokteran darurat, ketika Anda dapat menyembuhkan pasien dengan satu penawar racun—itu merupakan hal yang langka bagi kami," tuturnya.