Ntvnews.id, Moskow - Perdana Menteri Suriah Mohammad Ghazi Al-Jalali mengumumkan bahwa Suriah telah memasuki "era baru" dalam perjalanan sejarahnya setelah konflik internal yang semakin meluas ke ibu kota, Damaskus.
Al-Jalali mengungkapkan bahwa pemerintah Suriah juga telah melakukan komunikasi dengan kelompok oposisi yang telah berhasil memasuki ibu kota negara tersebut.
"Periode baru dalam sejarah Suriah telah dimulai. Kami berharap fase pluralisme segera tercapai," kata Perdana Menteri Suriah tersebut dalam wawancaranya melalui sambungan telepon dengan Al-Arabiya, pada Minggu, 8 Desember 2024.
Baca juga: Mantan Menhan Korea Selatan Ditangkap Terkait Deklarasi Darurat Militer
Ia menambahkan bahwa pemimpin kelompok oposisi Hayat Tahrir Al-Sham (HTS) yang berhubungan dengannya telah berjanji tidak akan memberlakukan pembatasan terhadap warga yang ada di Damaskus.
Al-Jalali juga menyatakan bahwa ia bersama 18 menteri lainnya telah membuat komitmen untuk tetap berada di Damaskus dan tidak berniat melarikan diri ke luar negeri.
Baca juga: Saksi Dharma-Kun Tolak Tandatangani Hasil Rekapitulasi Pilkada Jakarta 2024
"Rakyat Suriah, saya tetap di rumah saya dan tidak berencana meninggalkannya kecuali dengan cara yang damai," ujar PM Suriah tersebut dalam wawancara yang dilansir oleh Al-Arabiya.
Al-Jalali menegaskan kesiapannya untuk bekerja dengan "pemerintah baru yang akan dipilih oleh rakyat Suriah."
Ia juga mengimbau agar warga Suriah tidak merusak fasilitas publik dan aset negara.
(Sumber: Antara)