Ntvnews.id, Jakarta - Kementerian Agama berencana mempercepat proses sertifikasi guru madrasah. Hingga saat ini, terdapat sekitar 484.768 guru yang belum tersertifikasi.
"Dari total jumlah tersebut, kami akan mempercepat proses sertifikasi agar dapat segera diselesaikan," ungkap Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Madrasah Kemenag, Thobib Al Asyhar, di Jakarta, Senin, 9 Desember 2024.
Langkah percepatan ini sejalan dengan arahan Menteri Agama Nasaruddin Umar dan Wakil Menteri Agama HR Muhammad Syafi’i dalam peringatan Hari Guru Nasional. Mereka menekankan pentingnya meningkatkan kesejahteraan guru melalui sertifikasi.
Baca juga: Wamenbud Giring: Nantinya Bioskop Tak Hanya Putar Film Box Office
Program percepatan tersebut ditargetkan rampung dalam waktu dua tahun. Selama ini, program reguler pendidikan profesi guru hanya dapat meluluskan sekitar 10 ribu orang per tahun.
"Jika menggunakan sistem reguler, prosesnya akan memakan waktu hingga 50 tahun, bahkan lebih lama dari antrean haji. Namun, kami menargetkan selesai dalam dua tahun," kata Thobib.
Saat ini, Kemenag tengah menyelesaikan persiapan dan mekanisme untuk memulai pelaksanaan Pendidikan Profesi Guru (PPG) pada awal 2025.
"Setelah semua siap, kami akan melaksanakan PPG prajabatan untuk guru baru. Guru yang belum tersertifikasi pun harus mengikuti program ini," tambahnya.
Sebelumnya, Wakil Menteri Agama HR Muhammad Syafi’i menyampaikan bahwa sertifikasi guru madrasah dan pesantren diupayakan selesai dalam waktu dua tahun.
"Saya meminta Direktur GTK untuk menyelesaikan sertifikasi guru non-ASN yang jumlahnya lebih dari 500 ribu orang, tanpa mencicilnya sebanyak 50 ribu orang per tahun. Jika memungkinkan, seluruh proses sertifikasi guru madrasah dan pesantren harus selesai dalam dua tahun," tegasnya.
Romo Syafi’i juga menekankan bahwa pemerintah, khususnya Presiden Prabowo Subianto, memberikan perhatian besar pada peningkatan kesejahteraan guru dan berkomitmen untuk menyelesaikan seluruh proses sertifikasi guru.
(Sumber: Antara)