Ntvnews.id, Washington DC - Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, meminta Presiden Suriah Bashar al-Assad untuk bertanggung jawab atas pemberontakan yang terjadi di negara tersebut. Biden menegaskan bahwa kejatuhan rezim Assad merupakan bentuk keadilan bagi rakyat Suriah.
"Kejatuhan rezim ini adalah langkah keadilan yang mendasar. Ini merupakan momen bersejarah bagi rakyat Suriah yang telah lama mengalami penderitaan," ujar Biden seperti dilansir AFP, Selasa, 10 Desember 2024.
Biden juga menanggapi kabar bahwa Assad telah melarikan diri ke Moskow, Rusia. Ia menegaskan, "Assad harus bertanggung jawab."
Baca Juga: Joe Biden Kecam Keputusan ICC yang Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Benjamin Netanyahu
Biden menambahkan bahwa AS akan berkolaborasi dengan berbagai kelompok di Suriah untuk mendukung transisi menuju negara yang merdeka dengan konstitusi baru melalui proses yang dipimpin oleh PBB.
"Kami akan bekerja sama dengan semua kelompok di Suriah, termasuk melalui proses yang difasilitasi oleh PBB, untuk mengarahkan transisi dari pemerintahan Assad ke Suriah yang berdaulat dan memiliki konstitusi baru," jelasnya.
Dalam pidatonya, Biden juga menyampaikan keprihatinan terkait sejumlah kelompok pemberontak di Suriah. Ia mencatat bahwa beberapa kelompok memiliki riwayat keterlibatan dengan terorisme dan pelanggaran hak asasi manusia. Biden menegaskan bahwa AS akan mengawasi tindakan mereka dengan cermat.
"Beberapa kelompok pemberontak yang menjatuhkan Assad memiliki catatan buruk terkait terorisme dan pelanggaran HAM. Kami akan mengevaluasi mereka tidak hanya dari pernyataan, tetapi juga tindakan mereka," tambah Biden.
Baca Juga: Joe Biden dan Donald Trump Bertemu di Gedung Putih, Bahas Transisi Kekuasaan
Presiden AS itu juga memperingatkan tentang ancaman kelompok ekstremis ISIS yang berpotensi memanfaatkan kekosongan kekuasaan di Suriah. Biden menegaskan bahwa AS tidak akan membiarkan ISIS kembali bangkit di wilayah tersebut. Pada Minggu, pasukan AS telah melakukan serangan terhadap kelompok ISIS di Suriah.
Rezim Assad saat ini berada di ambang perubahan setelah 24 tahun kekuasaan. Assad dilaporkan telah meninggalkan ibu kota Damaskus dan berada di Moskow, Rusia. Dia memimpin Suriah sejak tahun 2000, menggantikan ayahnya, Hafez al-Assad, yang menjabat sebagai presiden sejak 1971 hingga meninggal dunia pada tahun 2000.