Ntvnews.id, Jakarta - Polisi telah menangkap Luigi Mangione, seorang mantan mahasiswa berprestasi dari Universitas Pennsylvania, atas tuduhan pembunuhan CEO UnitedHealthcare, Brian Thompson.
Dilansir dari NY Post, Selasa, 10 Desember 2024, Mangione, yang berusia 26 tahun, berasal dari keluarga kaya di Maryland dan memiliki riwayat akademik serta sosial yang mengesankan, mengejutkan banyak orang dengan keterlibatannya dalam kasus ini.
Dendam Pribadi dan Obsesi dengan Kesehatan
Mangione, menurut sumber penegak hukum, diyakini memiliki dendam terhadap komunitas medis. Rasa frustrasinya diduga bermula dari pengalaman buruk kerabatnya yang sakit serta interaksinya sendiri dengan industri kesehatan.
Baca Juga: Wacana Kendaraan Wajib Asuransi Tahun Depan, Airlangga: Belum di Kita, Belum Ada
Bukti di akun media sosialnya mengungkapkan ketertarikannya pada isu kesehatan, termasuk lima buku tentang nyeri punggung kronis yang dia tambahkan ke daftar bacaannya di Goodreads antara Mei 2022 hingga Februari 2023.
Sisi Gelap yang Tak Terduga
Meski dikenal sebagai lulusan yang cemerlang dan mantan pembawa acara perpisahan sekolah menengah, transformasi Mangione ke dunia kriminal membingungkan teman-temannya. "Dia selalu tersenyum dan tampak baik-baik saja.
Sungguh gila bagaimana hidup seseorang bisa berubah dalam waktu 9 atau 10 tahun," ujar salah satu teman sekolahnya kepada Fox News Digital.
Teman lainnya mengenangnya sebagai "pria frat biasa" yang bermain beer pong dan populer di lingkaran sosialnya di Universitas Pennsylvania. Dalam percakapan online pada 2019, Mangione bahkan digambarkan sebagai "harapan" bagi teman-teman insinyurnya karena penampilannya yang menarik.
Baca Juga: Wacana Kendaraan Wajib Asuransi Tahun Depan, Airlangga: Belum di Kita, Belum Ada
Namun, sisi gelapnya mulai terlihat belakangan ini. Mangione mulai menghilang dari lingkaran sosialnya pada musim gugur tahun lalu, memicu kekhawatiran di antara teman-temannya.
Penangkapan dan Barang Bukti Mengejutkan
Mangione ditangkap di sebuah restoran McDonald's di Altoona, Pennsylvania, mengakhiri perburuan besar-besaran sejak pembunuhan Thompson di luar sebuah hotel di Manhattan.
Saat penangkapannya, Mangione membawa "ghost gun"—senjata api tanpa nomor seri yang menggunakan peluru 9mm—dilengkapi peredam suara, paspor AS, empat kartu identitas palsu, dan sebuah manifesto.
Manifesto tersebut, yang terdiri dari dua setengah halaman tulisan tangan, mencerminkan pandangan anti-kapitalisme yang mirip dengan kutipan Ted Kaczynski, si "Unabomber." Mangione juga aktif memposting kutipan serupa di akun Goodreads-nya.
Perjalanan Gelap Menuju Kekerasan
Kehidupan Mangione yang sebelumnya terlihat sempurna tampaknya berubah menjadi kekacauan. Ia dituduh menyusun rencana berdarah dingin, yang mungkin dipicu oleh kemarahan mendalam terhadap sistem kesehatan dan pengaruh ideologi anti-kapitalisme.
Penangkapannya membawa sedikit kelegaan di tengah ketegangan publik setelah pembunuhan brutal Thompson. Namun, investigasi masih berlangsung untuk mengungkap seluruh motif dan detail dari kasus ini.
Sementara itu, teman-teman Mangione masih merasa bingung dan terpukul. "Dia bukan monster," tulis salah seorang di akun Instagram-nya, menggambarkan betapa sulitnya menerima perubahan radikal dalam hidup seseorang yang dulunya dikenal baik.
Kini, Mangione menghadapi proses hukum atas tuduhan serius ini, dan publik menantikan jawaban atas pertanyaan besar: apa yang sebenarnya mendorong seorang lulusan Ivy League yang cemerlang menjadi tersangka pembunuhan?