Ntvnews.id, Jakarta - Video call sex (VCS) yang melibatkan pelajar di Gunungkidul, Yogyakarta, mendadak viral dan menjadi bahan pembicaraan di kalangan masyarakat. Diketahui bahwa salah satu pelaku diduga merupakan siswa madrasah tsanawiyah (MTsN) atau setara dengan SMP.
Dalam video berdurasi 2 menit 18 detik tersebut, tampak baik laki-laki maupun perempuan menunjukkan bagian tubuh yang tidak pantas disebarkan. Hingga kini, belum ada penjelasan pasti tentang bagaimana video itu bisa tersebar dan menjadi sorotan publik.
Lebih miris lagi, tindakan tak terpuji ini dilakukan oleh kedua anak laki-laki dan perempuan yang diketahui masih di bawah umur. Keduanya bahkan masih duduk di bangku sekolah menengah berbasis agama Islam.
MTsN Tempat Pelajar Gunungkidul Buat VCS (TikTok)
Secara terpisah, Kepala Sekolah dari MTsN tersebut Drs. Iskak mengonfirmasi bahwa kedua anak laki-laki dan perempuan yang melakukan video call sex tersebut adalah benar siswanya yang bersekolah di lembaga pendidikan di bawah Kemenag tersebut.
“Hal ini bukan tanggung jawab kami karena waktu kejadian yang tertera di dalam video tersebut, siswa di luar proses belajar. Memang betul siswa yang terekam di video adalah murid di sini, pada hari ini si anak tidak masuk sekolah,” kata kepsek didampingi guru dan komite sekolah dilansir dari akun TikTok @gunungkidul_viral2 pada Selasa, 10 Desember 2024.
“Yang jelas mengenai viralnya video tersebut anak sudah di luar pantauan kita. Segala aktivitas siswa di luar sekolah menjadi tanggung jawab orang tuanya. Terkait hal itu bisa ditanyakan kepada orang tuanya saja,” tambahnya.
Seiring dengan viralnya video call seks berdurasi 2 menit 18 detik tersebut, warganet pun berbondong-bondong mencari link videonya. Mereka penasaran dengan apa yang dilakukan oleh kedua sejoli tersebut.
Ilustrasi Berhubungan Seksual (Preefik)
Kepala Kantor Kemenag Gunungkidul, Mukotip, menyatakan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan kepala sekolah tempat siswa tersebut belajar. Mereka berencana untuk memberikan pembinaan serta sosialisasi kepada para pelajar guna mencegah kejadian serupa di masa mendatang.
"Sebagai orangtua kita juga dari Kemenag menyesalkan atas kejadian ini, kita harus perhatikan anak-anak, khususnya dalam bermain media video yang tidak terkontrol. Kita sudah memanggil kepala madrasah setempat dan meminta komite dan orangtua," ujarnya pada Selasa, 10 Desember 2024.
Kemenag juga akan memberikan pendampingan kepada pelajar tersebut, karena setelah video beredar, dia sempat absen dari sekolah. Meski demikian, kini pelajar tersebut sudah kembali ke sekolah.
Kemenag Gunungkidul juga mengingatkan orangtua agar lebih waspada terhadap pergaulan anak-anak mereka serta memberikan pendidikan tentang pentingnya bijak dalam menggunakan media sosial.