Ntvnews.id, Bangkok - Seorang penyanyi Thailand berusia 20 tahun meninggal dunia beberapa minggu setelah menjalani pijat Thai. Awalnya mengalami nyeri, kemudian kebas, hingga akhirnya mati rasa.
Dilansir dari Mothership, Kamis, 12 Desember 2024, turis lokal tersebut bernama Chayada Prao-hom. Dia menerima pijat terakhir pada 5 November di sebuah panti pijat di Provinsi Udon Thani, timur laut Thailand.
Ini adalah pijat ketiganya dalam sebulan, dua di antaranya adalah pijat leher yang melibatkan pemelintiran leher. Setelah sesi pijat pertama, Chayada merasa kesakitan, namun ia melanjutkan sesi berikutnya dengan harapan bisa mengurangi rasa sakit tersebut. Hal yang sama terjadi pada sesi pijat kedua.
Baca Juga: Tragedi Maut Saat Pijat Refleksi, Pria di Cengkareng Meregang Nyawa
Tiga hari setelah pijat ketiga, pada 8 Desember, Chayada meninggal dunia akibat infeksi darah dan pembengkakan otak. Ia meninggal sekitar pukul 06.00 di sebuah rumah sakit di Udon Thani setelah menjalani perawatan intensif.
Dinas Kesehatan Provinsi Udon Thani menyatakan bahwa otopsi akan dilakukan untuk mengetahui penyebab pasti kematiannya.
Menurut pacarnya, setelah pijat pada 5 November, Chayada mengeluh kebas di salah satu sisi tubuhnya dan tidak bisa menggerakkan lengan kirinya. Kondisinya semakin buruk, dan ia tidak bisa bergerak sama sekali.
Para penggemarnya pun khawatir. Pada 6 November, Chayada mengungkapkan di halaman Facebook-nya bahwa ia merasa sakit setelah menjalani tiga pijatan dalam sebulan dan berharap bisa segera sembuh.
Baca Juga: Viral Cewek Cantik Buka Jasa Pijat di Malioboro, Netizen: Sing Penting Halal
Di media sosial, Chayada menggambarkan pijatan pertama sebagai hal yang biasa, hanya merasa nyeri ringan pada bahunya setelahnya. Namun, dua hari kemudian ia merasakan ketidaknyamanan pada lehernya, yang awalnya dianggap sebagai efek samping pijatan. Ia mengonsumsi obat pereda nyeri untuk meredakan gejala, tetapi setelah seminggu, ia mulai merasa mati rasa di lengannya.
Thiravat Hemachudha, seorang ahli dari College of Oriental Medicine di Rangsit University, memperingatkan bahwa pemelintiran atau penekanan leher saat peregangan, olahraga, atau pemijatan bisa merusak dua arteri utama yang mengalirkan darah ke otak, yaitu arteri karotis dan vertebralis. Kerusakan pada arteri vertebralis, menurutnya, dapat menyebabkan stroke, yang merupakan penyebab umum kelumpuhan.
Pijat Thai memang populer di kalangan wisatawan. Baru-baru ini, seorang turis Singapura bernama Lee Mun Tuk (52) juga dilaporkan meninggal dunia setelah pijat di Phuket. Lee meninggal tak lama setelah mendapatkan pijat di Pantai Patong, dan staf panti pijat tersebut meminta bantuan medis ketika ia gagal sadar meskipun sudah diberikan CPR.