Ntvnews.id, Tokyo - Mulai tahun depan, Tokyo, ibu kota Jepang, akan menerapkan sistem empat hari kerja dalam seminggu bagi pegawai negeri. Kebijakan ini dijadwalkan berlaku pada April 2025, memberikan pegawai negeri tiga hari libur setiap minggunya.
"Kami akan mengevaluasi pola kerja dengan fleksibilitas, memastikan tidak ada yang harus mengorbankan karier mereka untuk hal-hal seperti melahirkan atau mengasuh anak," ungkap Gubernur Tokyo Yuriko Koike, dikutip dari Japan Today, Kamis, 12 Desember 2024.
Yuriko menambahkan bahwa saat ini adalah momen yang tepat bagi Tokyo untuk mengambil langkah besar guna meningkatkan kualitas hidup warganya sekaligus memperkuat perekonomian di masa-masa penuh tantangan.
Jepang sendiri menghadapi tantangan serius dengan terus menurunnya angka kelahiran. Menurut laporan Kementerian Kesehatan pada 2023, hanya terdapat 727.277 kelahiran di negara tersebut, dengan tingkat kesuburan sebesar 1,2. Untuk mempertahankan stabilitas populasi, tingkat kesuburan yang dibutuhkan adalah 2,1.
Selama ini, pemerintah Jepang terus berupaya meningkatkan angka kelahiran dengan mengeluarkan berbagai kebijakan serta mendorong generasi muda untuk menikah.
Namun, sejumlah ahli mengaitkan rendahnya angka kelahiran di Jepang dengan budaya kerja yang ketat dan meningkatnya biaya hidup. Banyak perempuan di Jepang menghadapi tekanan besar untuk memilih antara membangun karier atau membentuk keluarga.