Ntvnews.id, Jakarta - Mantan Presiden Repuplik Indonesia ke-5, Megawati Soekarno Putri dalam pidatonya di Peluncuran Buku Todung Mulya Lubis ungkap Cerita dirinya pernah dipanggil polisi. Pengalaman tersebut menjadi refleksi bagaimana ia menjalani hidup sebagai warga negara yang taat hukum.
Megawati bercerita bahwa ia kerap menghadiri panggilan polisi secara sukarela, tanpa banyak protes.
“Loh kalo dipanggilkan sampe tiga kali, dan musti datang. Saya datang selalu datang sukarela datang ke polisi, ke Komdag. Ini musti tau nih mainannya polisi, Apatuh Namanya, Kapolres, Jakarta. Tau-tau saya dipanggil, ya saya dateng aja toh, kalau tau gak saya warga negara harus dapat pelakat opo gitu, warga negara terbaik di Indonesia, dipanggil polisi oke, udah toh,” ucapnya.
Baca Juga: Megawati Bingung Diundang Bahlil ke HUT Golkar: Kan Dimusuhin Tapi Sekarang Diundang
Ia bahkan bercanda bahwa atas kepatuhannya, seharusnya ia diberi penghargaan sebagai “warga negara terbaik” di Indonesia. Namun, ada momen menarik yang membuatnya heran. Setelah ia menjawab pertanyaan demi pertanyaan di polisi dan membeberkan bahwa itu kasus ini rekayasa.
“Terus ditanya nih, pake dulu masih mesin ketika toh, saya nanya , bolak-balik polisi yang ngetak-ngetik ini, ‘ngomong-ngomong’ ngapain si tak sudah jawab jawab semua, ‘eh dia bilang’ ‘karena mba ini baik, ya berdoa ya,’ ‘ya saya harus tahu dong saya dipanggil untuk apa?’ eh tahu coba, sebenarnya ini rekayasa, yang Namanya kapolres itu, sudah masuk nominasi untuk jadi ajudannya presiden. Coba, supaya tahu loh, nanti pasti gerah polisi, jangan coba-coba ditangkap ya, nah itu jaman saya PDIP.” ungkapnya sambil tersenyum.
Megawati menambahkan, kejadian tersebut adalah contoh “sandiwara” yang terjadi di Indonesia. Namun, ia mengakui ada sisi lucu ketika akhirnya bertemu kembali dengan mantan Kapolres tersebut, yang telah menjadi Kapolda, saat ia menjabat sebagai presiden.
“Dia yang dulu periksa saya, waktu saya jadi presiden, kami bertemu. Saya berpikir, ‘haruskah saya salami dia atau tidak?’ Akhirnya saya salami dan tanya, ‘apa kabar? itu sandiwaranya indoensia.” katanya.