Ntvnews.id, Jakarta - Miftah Maulana Habiburrahman, yang lebih dikenal dengan panggilan Gus Miftah, sedang menjadi bahan pembicaraan publik. Hal ini terjadi karena pernyataannya dalam sebuah kajian dianggap menghina seorang penjual es teh bernama Sunhaji.
Akibat dari peristiwa tersebut, banyak warganet yang mulai mencari informasi tentang Miftah Maulana. Bahkan, beberapa video lama yang melibatkan dirinya kembali ramai diperbincangkan di media sosial.
Satu hal yang menarik perhatian publik adalah video yang menunjukkan sistem pendidikan di ponpes milik Miftah, yaitu Ora Aji. Dalam video yang diunggah oleh akun X, @MasBRO_back, terlihat Ning Astuti, istri Miftah Maulana, sedang membagikan roti kepada para santri.
Istri Miftah berbagi roti dengan para santri di Ponpes pic.twitter.com/bKVBNR7MYP
— MasBRO ???????? (@MasBRO_back) December 11, 2024
"Istri Miftah berbagi roti dengan para santri di Ponpes," bunyi keterangan dalam unggahan tersebut.
Namun, cara Ning Astuti membagikan roti kepada para santri tersebut menjadi sorotan publik. Dalam video tersebut, para santri diminta berbaris sambil berjongkok, sementara Ning Astuti berdiri saat membagikan roti kepada mereka.
Hal serupa juga terlihat pada santri yang bertugas membawa roti untuk dibagikan kepada santri lainnya. Setelah menerima roti, para santri hanya diperbolehkan berdiri dan berjalan sambil jongkok beberapa langkah.
Dalam video itu, Ning Astuti menjadi satu-satunya orang yang berdiri di tengah barisan santri yang sedang berjongkok. Cara pembagian roti ini pun memicu kontroversi di kalangan warganet.
Istri Gus Miftah Bagikan Roti (Twitter)
Berbagai kritikan muncul di kolom komentar unggahan tersebut. Banyak yang menilai bahwa tindakan Miftah Maulana dan istrinya terhadap para santri tersebut mirip dengan memperlakukan mereka seperti budak.
Beberapa komentar bahkan membandingkan perilaku tersebut dengan tindakan penjajah Belanda terhadap pribumi pada masa lalu.
"Serius dalam islam ajarannya memang begini kah? gue gatau," komentar warganet.
"Kenapa harus jalan jongkok menerima rotinya seperti jaman kolonial saja," ujar yang lain.
"Kenapa cara membagikannya kaya membagikan kepada budak? Atau kaya era penjajahan ngsh sesuatu ke pribumi," tutur warganet.