Ntvnews.id, Jakarta - Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendikti), Stella Christie, mendapat banyak kritik dari warganet setelah membagikan video promosi tentang strategi melanjutkan pendidikan ke luar negeri melalui kanal YouTube resmi Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) pada Senin, 9 Desember 2024.
Video yang diberi judul "Strategy Session Pendaftaran S1 ke Perguruan Tinggi Luar Negeri" itu menampilkan Stella, seorang alumnus Harvard University, memberikan panduan bagi pelajar Indonesia yang ingin menempuh pendidikan di luar negeri.
Namun, video tersebut justru memicu banyak kritik dari berbagai pihak, termasuk penulis Okky Madasari dan kreator TikTok Fathian Hafiz.
Okky Madasari menyampaikan opininya melalui platform X pada Selasa, 10 Desember 2024. Menurutnya, tindakan Stella lebih menyerupai peran seorang influencer daripada seorang pejabat negara.
Stella Christie. (Dok.Istimewa)
"Sebagai Wamendikti, yang Anda seharusnya pikirkan adalah: Kenapa orang Indonesia masih merasa perlu sekolah S1 di luar negeri. Apa yang salah? Apa yang perlu diperbaiki dengan pendidikan tinggi di Indonesia?" tulis Okky.
Sementara itu, Fathian Hafiz, seorang TikToker, memberikan kritik lebih tajam dengan mempertanyakan apakah Stella benar-benar memahami situasi mahasiswa di Indonesia, mengingat ia telah lama tinggal di luar negeri.
"Ibu (Stella) ngapain jualan produk orang? Ibu kan Wamendikti, bukan influencer LPDP. Mungkin ibu terlalu lama di luar negeri, jadi saya ajak ibu turun, biar tapak tanah," ungkap Fathian melalui akun TikTok @fathianhafiz617.
Ia juga menyoroti masalah serius yang dihadapi banyak pelajar Indonesia, di mana kuliah di luar negeri masih dianggap impian yang sulit dicapai, sementara melanjutkan pendidikan di dalam negeri saja sudah menjadi tantangan besar karena tingginya biaya pendidikan.
Stella Christie (Instagramyaa)
"Jangankan kuliah di luar negeri, kuliah saja masih jadi angan-angan untuk banyak anak-anak Indonesia," lanjutnya.
Fathian memberi contoh bahwa siswa berprestasi yang diterima di universitas unggulan seperti Universitas Indonesia (UI) dan Universitas Airlangga (UNAIR) seringkali kesulitan membayar biaya pendidikan.
"Kalau ibu tahu pendidikan luar negeri lebih baik daripada lokal, harusnya sebagai yang punya produk, introspeksi dong. Bukan malah justru motivasi anak-anak keluar (negeri)," tutupnya.