Ilmuwan Bingung, Tanda Kiamat Belum Lama Muncul dari Bawah Benua Ini

NTVNews - 28 Mei 2024, 10:53
Deddy Setiawan
Penulis
Siti Ruqoyah
Editor
Bagikan
Benua Antartika Benua Antartika (Istimewa)

Ntvnews.id, Jakarta - Kejadian aneh terjadi di Antartika yang menimbulkan pertanyaan di kalangan para peneliti. Arus Angin Barat, yang dikenal sebagai Antarctic Circumpolar Current (ACC), saat ini mencapai tingkat arus terkencang dalam sejarahnya, sejalan dengan peningkatan suhu global. 

Dilansir dari, Science Alert, Selasa, 26 Mei 2024, ACC merupakan arus laut terbesar di dunia yang mengalir searah jarum jam ketika dilihat dari Kutub Selatan, bergerak dari barat ke timur mengelilingi Antartika. Kekuatan arusnya setara dengan gabungan semua arus sungai di seluruh dunia.

Kekuatan ACC telah mengalami fluktuasi sejak 5,3 juta tahun yang lalu. Arus ini memiliki peranan penting dalam menjaga suhu Bumi agar tetap dingin.

Benua Antartika <b>(Istimewa)</b> Benua Antartika (Istimewa)

Namun, peningkatan kekuatan ACC juga berdampak pada meningkatnya kekuatan angin. Bahkan, peningkatannya mencapai 40% di sekitar Kutub Selatan.

Baca Juga:

Heboh Kiamat Disebut Bakal Terjadi Tahun 2026, Ini Penjelasannya!

Sering Terabaikan, Tanda Kiamat Ini Ternyata Sudah Sering Terjadi

Meskipun ACC berperan dalam menjaga suhu Bumi agar tetap dingin, namun kekuatan yang berlebihan dari arus ini dapat menciptakan energi berlebihan. Akibatnya, arus air yang dibawa oleh angin yang kuat dapat berdampak pada pencairan es di ujung Kutub Selatan.

"Jika Anda meninggalkan es batu di udara, butuh waktu lebih lama untuk mencair," kata seorang peneliti, Dr Gisela Winckler, dalam pernyataan resminya.

"Jika Anda meletakkan es batu di air hangat, proses mencairnya akan lebih cepat," kata dia.

Benua Antartika <b>(Istimewa)</b> Benua Antartika (Istimewa)

Peneliti ingin menyelidiki apakah angin yang lebih kencang turut dipengaruhi pemanasan global akibat aktivitas manusia. Untuk menjawabnya, beberapa tim peneliti dari berbagai negara menelusuri sejarah ACC melalui inti sedimen yang terbenam di dasar samudra.

Baca Juga:

Deretan Proyek Pangeran Arab Saudi yang Dikaitkan dengan Tanda Kiamat

Inti sedimen ini sulit dikumpulkan, sebab medannya menantang bagi para penyelam. Namun, para peneliti berhasil mengumpulkan beberapa sampel.

Dari situ diketahui bahwa ketika ACC lebih lambat, partikel kecil mendominasi sedimen. Namun, ukurannya jadi lebih besar ketika arus makin kencang.

Jutaan tahun lalu, ACC makin kuat ketika temperatur Bumi lebih dingin. Namun, 800.000 tahun terakhir, ACC makin kuat ketika suhu Bumi memanas.

x|close