Ntvnews.id, Jakarta -Otoritas Korea Selatan menangkap seorang jenderal militer terkait dugaan keterlibatannya dalam pemberlakuan darurat militer singkat yang diumumkan oleh Presiden Yoon Suk Yeol awal bulan ini, menurut laporan media setempat, Minggu 15 Desember 2024.
Kejaksaan menahan Letnan Jenderal Yeo In-hyung, Kepala Komando Kontraintelijen Pertahanan, atas tuduhan memerintahkan penangkapan terhadap 14 orang, termasuk para pemimpin partai yang berkuasa dan oposisi utama, serta pengadaan server komputer di Komisi Pemilihan Umum, seperti dilaporkan kantor berita Yonhap.
Baca Juga :Media Asing Sorot Maraknya Turis Asing Jadi PSK di Bali
Penangkapan ini mengikuti penahanan Letnan Jenderal Lee Jin-woo, Kepala Komando Pertahanan Ibu Kota, pada Jumat, dan penangkapan mantan Menteri Pertahanan Kim Yong-hyun yang dilakukan pada Rabu.
Setidaknya enam komandan militer, termasuk Kepala Staf Gabungan, telah diskors terkait dugaan keterlibatan mereka dalam langkah darurat militer Yoon, sementara beberapa lainnya sedang diselidiki.
Presiden Yoon mengumumkan darurat militer pada 3 Desember, namun hanya beberapa jam kemudian, 190 anggota parlemen bertemu dan mengesahkan mosi untuk membatalkan keputusan tersebut, memaksanya untuk mencabut kembali pemberlakuan darurat militer.
Baca Juga: Jelang Libur Sekolah, Penumpang Whoosh Tembus 23 Ribu di Akhir Pekan
Insiden ini memicu seruan pengunduran diri Yoon, termasuk dari anggota partainya, Partai People Power.
Hari ini, parlemen mengesahkan mosi pemakzulan terhadap Yoon, yang menangguhkannya dari jabatan presiden. Pemimpin berusia 63 tahun tersebut kini menjadi presiden pertama yang menghadapi dakwaan pengkhianatan dan pemberontakan, serta larangan bepergian ke luar negeri, dan berpotensi menghadapi penangkapan.
(Sumber Antara)