Ntvnews.id, Washington DC - Presiden terpilih Amerika Serikat (AS), Donald Trump, mengungkapkan bahwa "segala kemungkinan bisa terjadi" saat ditanya mengenai potensi perang dengan Iran ketika dia kembali memimpin.
"Segala kemungkinan bisa terjadi. Situasinya sangat fluktuatif," ujar Trump dalam wawancara dengan majalah TIME, sebagaimana dikuttip dari Reuters, Senin, 16 Desember 2024.
Trump juga menyatakan bahwa, menurut pandangannya, salah satu ancaman paling serius saat ini adalah tindakan Ukraina yang menembakkan rudal ke Rusia, yang disebutnya sebagai sebuah eskalasi besar dalam konflik global.
Wawancara tersebut dilakukan bertepatan dengan momen TIME menobatkan Trump sebagai "Person of the Year" untuk tahun 2024.
Baca Juga: Trump Mau Undang Presiden Xi Jinping ke Pelantikannya
Trump memiliki sejarah hubungan tegang dengan Iran. Selama masa jabatan pertamanya, pada tahun 2020, ia memerintahkan serangan udara yang menewaskan Qassem Soleimani, seorang jenderal terkemuka Iran, di wilayah Irak.
Selain itu, pada 2018, Trump menarik AS dari perjanjian nuklir Iran yang telah disepakati pada 2015 oleh pendahulunya, Barack Obama. Setelah penarikan tersebut, Trump memberlakukan kembali sejumlah sanksi ekonomi terhadap Teheran, yang sebelumnya dilonggarkan berdasarkan kesepakatan tersebut.
Perjanjian itu sendiri bertujuan membatasi kemampuan Iran untuk memperkaya uranium, sebuah proses yang dapat menghasilkan material untuk senjata nuklir.
Baca Juga: Dharma Pongrekun Ngaku Ditelepon Teman Donald Trump Usai Raih 10% Suara
Beberapa bulan terakhir, Trump kembali menyoroti Iran, terutama setelah laporan pemerintah AS menyebutkan bahwa Garda Revolusi Iran diduga berencana untuk membunuhnya. Tuduhan ini dibantah keras oleh Teheran.
Menanggapi hal itu, pada Juli lalu, Trump yang saat itu tengah berkampanye sebagai calon presiden dari Partai Republik, mengeluarkan ancaman serius terhadap Iran.
"Jika mereka benar-benar berhasil 'membunuh Presiden Trump', yang selalu menjadi kemungkinan, saya berharap Amerika akan melenyapkan Iran sepenuhnya, menghapusnya dari muka Bumi. Jika itu tidak terjadi, para pemimpin Amerika akan dianggap sebagai pengecut tanpa keberanian!" tulis Trump di media sosial Truth Social pada saat itu.