Ntvnews.id, Jakarta - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) resmi memberikan Surat Tanda Registrasi (STR) yang berlaku seumur hidup kepada tujuh dokter spesialis Indonesia lulusan luar negeri. STR tersebut menjadi bukti bahwa mereka telah menyelesaikan proses adaptasi agar dapat berpraktik di Indonesia.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyatakan bahwa program adaptasi ini adalah langkah pemerintah untuk memenuhi kebutuhan tenaga dokter spesialis di dalam negeri.
“Kalau lihat ChatGPT, 6,4 juta dokter lah, seluruh dunia kekurangan. Ini Indonesia pun kekurangan dokter. Tadi kita ketemu dengan beberapa dirut dari rumah sakit umum daerah, dari Aceh, Lampung, Anambas. Ya mereka cerita masyarakat itu banyak yang meninggal tidak tertangani, karena nggak ada dokternya,” ujar Budi di Jakarta, Senin.
Baca juga: KPK Endus Kejanggalan Harta Rp9,4 Miliar Dedy Mandarsyah Ayah Dokter Koas Lady Aurellia
Budi juga menyampaikan bahwa rumah sakit yang menerima dokter spesialis tersebut sangat berterima kasih atas bantuan yang diberikan.
Dorongan untuk Diaspora Kembali Berbakti
Menteri Kesehatan mengapresiasi langkah para dokter spesialis lulusan luar negeri yang kembali ke Indonesia untuk mengabdi. Ia berharap mereka dapat mengajak kolega diaspora lainnya untuk mengikuti jejak yang sama.
“Mudah-mudahan, saya minta nih udah tujuh yang lulus dari 32 yang dalam proses, supaya tahun depan jadi 100 atau 200, dan mereka bisa memviralkan ini, ke teman-teman diaspora, dokter-dokter Indonesia luar negeri kan banyak, kalian ingin balik berbakti buat negara, masyarakatnya sangat membutuhkan,” tambahnya.
Ia menjelaskan, proses adaptasi ini penting untuk mempercepat pemenuhan kebutuhan tenaga medis, terutama karena kapasitas pendidikan dokter spesialis di Indonesia terbatas. Di sisi lain, peluang pendidikan di luar negeri masih cukup luas.
Budi juga mengapresiasi dukungan dari kolegium-kolegium yang membantu menyukseskan program adaptasi ini.
Strategi Pemenuhan Dokter di Daerah
Untuk memastikan para dokter spesialis lulusan luar negeri ini mengisi kebutuhan tenaga medis di wilayah yang kekurangan, Kemenkes telah menyiapkan dua strategi utama.
“Yang pertama, kita membuat mekanisme agar dokter yang belajar di luar negeri ditempatkan di lokasi-lokasi yang masih belum memadai tenaga medisnya, sekembalinya ke Indonesia,” jelasnya.
Strategi kedua adalah memperbanyak program pendidikan dokter spesialis berbasis rumah sakit (hospital-based). Program ini akan dimulai tahun ini dengan fokus pada tenaga medis yang sudah bekerja di daerah yang kekurangan dokter spesialis.
“Orang yang masuk ke pendidikan hospital-based ini adalah orang-orang yang bekerja di daerah-daerah yang memang belum lengkap dokter spesialisnya, jadi diberikan afirmasi,” tambahnya.
Melalui program ini, peserta pendidikan tidak akan dikenakan biaya sekolah, dan kebutuhan hidup mereka akan ditanggung pemerintah. Sebagai gantinya, mereka diwajibkan untuk kembali ke daerah asalnya dan memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat setempat.
(Sumber: Antara)