Ntvnews.id, Mexico City - Seorang wali kota di Meksiko yang merupakan anggota partai berkuasa tewas ditembak di dalam kendaraannya, bersama tiga orang lainnya, dalam insiden penembakan di negara bagian San Luis Potosi.
Dilansir dari AP, Selasa, 17 Desember 2024, laporan kantor jaksa negara bagian San Luis Potosi, korban bernama Jesus Eduardo Franco, Wali Kota Tancanhuitz, ditemukan tewas di dalam sebuah kendaraan pada Minggu, 15 Desember 2024, waktu setempat bersama tiga korban lainnya. Franco merupakan anggota Partai Morena, yang saat ini berkuasa di Meksiko.
"Kami sangat menyesali kematian kolega kami, Eduardo Franco, presiden kota Tancanhuitz," kata Presiden Partai Morena, Rita Rodriguez, melalui pernyataan di media sosial X.
Baca Juga: Polda Jateng Sebut Penembakan Siswa SMK di Semarang Tak Terkait Tawuran
Dia juga menyerukan agar pihak berwenang "mengungkap kasus ini hingga tuntas dan menemukan pihak-pihak yang bertanggung jawab."
Dalam beberapa tahun terakhir, puluhan pejabat lokal menjadi sasaran kekerasan yang terkait dengan kejahatan terorganisir di Meksiko.
Bulan lalu, Alejandro Arcos, Wali Kota di negara bagian Guerrero, dilaporkan tewas secara tragis. Dia ditemukan dipenggal, dengan bagian kepalanya diletakkan di atas sebuah truk pikap, hanya kurang dari seminggu setelah menjabat.
Di Guerrero, insiden tragis lainnya terjadi pekan lalu. Seorang hakim, Edmundo Roman Pinzon, yang menjabat Ketua Pengadilan Tinggi Guerrero, ditembak mati di luar gedung pengadilan di kota Acapulco. Laporan menyebut Pinzon ditembak setidaknya empat kali saat berada di dalam mobilnya. Hingga kini, pelaku penembakan belum teridentifikasi.
Baca Juga: Link Video Penembakan Pelajar SMKN 4 Semarang oleh Oknum Polisi yang Berdurasi 41 Detik
Wilayah Guerrero memang dikenal rawan tindak kekerasan, terutama yang melibatkan kejahatan terorganisir. Rentetan insiden mematikan sepanjang tahun ini menjadi bukti betapa wilayah tersebut masih dalam bayang-bayang konflik terkait perdagangan narkoba.
Sejak pemerintah Meksiko memobilisasi militer untuk memerangi kelompok kejahatan terorganisir pada tahun 2006, tindak kekerasan yang sebagian besar berhubungan dengan perdagangan narkoba telah merenggut lebih dari 450.000 nyawa di negara tersebut.