Unjuk Rasa di Armenia Berujung Ricuh, Massa Tuntut PM Armenia Mundur

NTVNews - 28 Mei 2024, 15:40
Adiantoro
Penulis & Editor
Bagikan
Aksi unjuk rasa menuntut pengunduran diri Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan.  Aksi unjuk rasa menuntut pengunduran diri Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan.

Ntvnews.id, Jakarta - Gelombang unjuk rasa anti pemerintah pecah di ibu kota Armenia, Yerevan.

Unjuk rasa itu menuntut Perdana Menteri (PM) Nikol Pashinyan mundur dari jabatannya karena dianggap gagal membawa perubahan yang lebih baik untuk Armenia.

Kericuhan unjuk rasa terjadi di pusat Kota Yerevan, Armenia, pada Senin (27/5/2024) waktu setempat.

Pengunjuk rasa berupaya memblokade jalan-jalan pusat kota, namun aksinya itu berhasil digagalkan pasukan keamanan yang mengawal aksi unjuk rasa.

Sedikitnya 137 pengunjuk rasa ditangkap oleh polisi karena dianggap sebagai provokator. Unjuk rasa anti pemerintah ini mengakibatkan aktivitas di pusat Kota Yerevan tergangu.

Jalan-jalan pusat kota juga tidak dapat dilalui kendaraan karena massa yang memenuhi seluruh ruas jalan tersebut.

Unjuk rasa yang dipimpin Uskup Agung Karismatik Bagrat Galstanyan ini juga menentang rencana PM Armenia untuk menyerahkan empat desa perbatasan yang telah mereka rebut beberapa dekade lalu kepada Azerbaijan.

Pengunjuk rasa menilai empat desa yang diserahkan Armenia kepada Azerbaijan menandai kekalahan dan ketidakberdayaan Armenia atas Azerbaijan.

x|close