Ntvnews.id, Jakarta - Pemerintah Indonesia telah membentuk tim satuan tugas (satgas) untuk mengatasi Penyakit Demam Babi Afrika (African Swine Fever/ASF), yang menunjukkan peningkatan signifikan dalam setahun terakhir.
Pembentukan tim Satgas Penanggulangan Penyakit Demam Babi/ASF menjadi salah satu topik utama dalam rapat koordinasi lintas sektor yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, bersama Kepala Badan Karantina Indonesia (Barantin), Sahat M. Pangabean, yang berlangsung di Jakarta pada Rabu, 18 Desember 2024.
Zulkifli Hasan yang yang ditemui setelah rapat tersebut menyampaikan bahwa meskipun upaya yang dilakukan pemerintah di lapangan sudah berjalan dengan baik, namun harus segera dipercepat karena penyakit demam babi mulai menyebar ke berbagai daerah sentra peternakan babi di Indonesia.
Baca juga: Pertamina Bentuk Satgas Nataru, Pastikan Kebutuhan Energi Nasional Aman
Dalam rapat tersebut, dilaporkan bahwa jumlah babi yang mati akibat Penyakit Demam Babi Afrika sudah mencapai ribuan ekor, dengan angka kematian rata-rata tiga hingga lima ekor per hari sepanjang tahun ini.
Penyebaran penyakit ini terjadi di berbagai daerah sentra peternakan babi, seperti di Provinsi Bali, Sumatera Utara, Nusa Tenggara Timur, dan Papua.
"Saat ini, penyebaran penyakit ini banyak ditemukan di Papua, khususnya di Nabire dan Timika. Kami akan fokus menyelesaikan masalah di wilayah ini, sementara daerah lainnya sudah aman. Sebelumnya, Bali juga terkena, namun sudah ditangani dengan baik," jelas Zulkifli.
Baca juga: Menaker Usulkan Pembentukan Satgas untuk Atasi Masalah PHK
Zulkifli menekankan bahwa penyakit demam babi ini tidak bersifat zoonosis, yang artinya tidak menular dari hewan ke manusia. Namun, perhatian utama pemerintah adalah dampaknya terhadap para peternak babi, khususnya dalam memastikan ketersediaan pasokan daging babi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat saat Natal 2024 dan Tahun Baru 2025.
Satgas Penanggulangan Penyakit Demam Babi Afrika diharapkan dapat terbentuk pada akhir tahun ini, dan akan melibatkan berbagai pihak, termasuk Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Pertanian, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Barantin, serta kementerian dan lembaga teknis lainnya, termasuk pemerintah daerah.
"Upaya percepatan penanganan penyakit demam babi ini akan kami selesaikan segera," tutup Zulkifli.
(Sumber: Antara)