Ntvnews.id, Jakarta - Perbedaan pendapat antara Gus Miftah dan Ustaz Abdul Somad (UAS) terkait hukum mengucapkan selamat Natal kembali menjadi perhatian masyarakat. Polemik ini mencuat setelah sebuah video yang membandingkan pandangan keduanya beredar luas di media sosial.
Dalam unggahan akun X @BarisanOpOsisi pada 17 Desember 2024, Gus Miftah terlihat menunjukkan sikap yang lebih inklusif terhadap umat Kristen.
Ia menyatakan bahwa memberikan ucapan selamat Natal kepada teman yang beragama Kristen merupakan tindakan yang diperbolehkan. Gus Miftah menekankan pentingnya menjaga hubungan saling menghormati di antara pemeluk agama yang berbeda.
Gus Miftah (YouTube)
"Dia Nasrani. Saya bilang, ucapkan selamat Natal ke dia. 'Mas, selamat Natal ya. Rayakan Natalmu dengan suka cita dan bahagia, sebagaimana aku Muslim merayakan Idul Fitri dengan suka cita dan bahagia'. Dia kaget, telepon saya, 'Nggak apa-apa, bro?' 'Nggak apa- apa, nggak ada masalah," ucap Gus Miftah, dikutip, Rabu 18 Desember 2024.
Sebaliknya, UAS memiliki pandangan yang lebih konservatif dalam menyikapi ucapan selamat Natal. Menurutnya, tindakan tersebut mengandung implikasi teologis yang signifikan.
UAS menjelaskan bahwa ucapan tersebut dapat diartikan sebagai bentuk pengakuan terhadap beberapa doktrin dalam ajaran Kristen yang bertentangan dengan ajaran Islam, seperti keyakinan bahwa Yesus lahir pada tanggal 25 Desember dan wafat di kayu salib.
Ustaz Abdul Somad dan Gus Miftah (Instagram)
"Kalau mengucapkan selamat Natal, sedangkan saya nggak ingin mengucapkannya tapi terpaksa karena dia adalah atasan saya, belum pernah ucapkan Natal kepadanya, dia bilang saya sombong'. Takut dibilang sombong atasan atau takut dibilang kafir sama Allah?" ujar UAS.
"Ketika kau ucapkan selamat Natal, ada tiga konsekuensi. Pertama, kau sudah mengatakan Isa lahir 25 Desember, padahal dia tidak lahir 25 Desember. Berarti kau sudah mengatakan Isa mati di depan salib, padahal Qu'ran mengatakan dia tidak mati di hadapan salib. Ketiga, kau mengucapkan selamat Natal berarti sama artinya dengan kau mengatakan Isa adalah anak Tuhan," sambungnya.
Video tersebut memunculkan berbagai reaksi di kalangan warganet. Sebagian besar netizen cenderung mendukung pandangan UAS, menganggapnya memiliki dasar yang lebih kuat dalam memahami ajaran Islam, dan menyayangkan sikap Gus Miftah yang dinilai terlalu longgar.