Ntvnews.id, Jakarta - Duta Besar AS Kamala Shirin Lakhdhir bertemu dengan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH. Yahya Cholil Staquf pada 16 Desember dan Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof.
Haedar Nashir pada 17 Desember untuk memperkuat kemitraan AS-Indonesia melalui organisasi Islam dan untuk mempromosikan perdamaian, demokrasi, dan rasa saling menghormati.
Baca Juga: Menteri Koperasi Budi Arie Diperiksa Bareskrim Polri
Dubes memuji peran penting kedua organisasi tersebut dalam mempromosikan toleransi beragama dan pluralisme di Indonesia.
Duta Besar AS Perkuat Hubungan dengan Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah (Istimewa)
Pertemuannya mendiskusikan nilai-nilai bersama termasuk kebebasan beragama dan hak asasi manusia, yang merupakan landasan kebijakan luar negeri AS dan prinsip-prinsip demokrasi Indonesia.
“Amerika Serikat dan Indonesia adalah masyarakat yang beragam – multietnis dan multiagama,” kata Dubes Kamala setelah pertemuannya dengan NU. “Kami berdiskusi tentang tantangan bersama dan kolaborasi yang berkelanjutan melalui dialog antaragama, program pendidikan, dan inisiatif lain di mana kita dapat melibatkan kaum muda dalam diskusi yang membantu menciptakan masyarakat yang damai.”
Pertemuan tersebut juga mengeksplorasi potensi kolaborasi terkait program pertukaran pendidikan. Duta Besar menekankan pentingnya peningkatan rasa saling pengertian melalui program pertukaran pelajar, beasiswa, dan inisiatif pendidikan di kedua negara.