Ntvnews.id, Istanbul - Pada hari Kamis, 19 Desember 2024, Presiden Rusia Vladimir Putin mengungkapkan bahwa ia siap untuk berdialog atau bertemu dengan presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump.
"Tentunya saya siap kapan saja. Saya akan siap bertemu jika dia menginginkannya," ujar Putin dalam sebuah konferensi pers menjelang akhir tahun dan acara bincang-bincang yang diadakan di Moskow.
Putin menyatakan bahwa ia tidak mengetahui kapan pertemuan dengan Trump akan terjadi karena Trump "belum mengatakan apapun terkait hal tersebut," namun dia menambahkan bahwa Trump tidak menghubunginya dalam lebih dari empat tahun terakhir.
Lebih lanjut, Putin percaya bahwa jika mereka bertemu, keduanya pasti akan memiliki topik pembicaraan yang relevan.
Terkait dengan pertanyaan mengenai apa yang bisa dia tawarkan kepada Trump mengenai perang Ukraina, mengingat Rusia sedang dalam "posisi lemah," Putin menjelaskan bahwa ia memiliki pandangan berbeda, dengan menegaskan bahwa Rusia telah menjadi lebih kuat dalam dua hingga tiga tahun terakhir.
Baca juga: Kabur ke Moskow, Assad Dapat Perlindungan Suaka dari Putin
"Mengapa demikian? Karena kami telah menjadi negara yang sepenuhnya berdaulat, kami tidak bergantung pada siapa pun. Kami kini bisa bertahan dengan lebih percaya diri dalam hal ekonomi," jelas Putin.
Ia menambahkan bahwa Rusia telah memperkuat kekuatan pertahanannya dan meningkatkan kesiapan militernya, serta meningkatkan produksi di sektor industri pertahanannya.
"Saya yakin saat ini Rusia berada dalam posisi yang kami inginkan. Rusia telah berkembang menjadi negara yang benar-benar berdaulat, dan kami akan membuat keputusan yang tidak dipengaruhi oleh pendapat orang lain, hanya berdasarkan kepentingan nasional kami," lanjut Putin.
Terkait dengan keputusan Presiden AS Joe Biden yang memberikan pengampunan kepada putranya terkait penggelapan pajak dan pelanggaran senjata api awal bulan ini, Putin mengungkapkan bahwa dia tidak menyalahkan Biden atas keputusan tersebut.
"Dia adalah seorang politisi. Hal terpenting adalah apa yang lebih dominan dalam diri Anda: sebagai politisi atau pribadi. Ternyata Biden lebih menunjukkan sisi pribadinya. Saya tidak akan menyalahkan keputusan itu," kata Putin.
Baca juga: Trump Telpon Putin, Minta Hal Tak Terduga Ini
Putin juga membandingkan keputusan Biden dengan tindakan pemimpin Soviet Joseph Stalin, yang menolak tawaran untuk menukar putranya Yakov Dzhugashvili, yang ditangkap oleh pasukan Nazi Jerman selama Perang Dunia II.
"Ini bukan legenda bahwa Stalin menolak tawaran untuk menukar putranya, Yakov, yang saat itu berada dalam tahanan. Dia berkata: 'Saya tidak menukar seorang prajurit dengan seorang panglima lapangan.' Itu adalah keputusan yang sangat manusiawi," tutup Putin.
(Sumber: Antara)