Ntvnews.id, NTB - Kepolisian Resor Bima Kota, Nusa Tenggara Barat (NTB), baru-baru ini mengungkapkan kasus pengeroyokan yang melibatkan siswi Madrasah Tsanawiyah (MTs) Al Munawwarah di Kecamatan Sape.
Korban yang dikeroyok oleh sekelompok pelajar Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 5 Sape mengalami luka fisik dan trauma psikologis. Empat orang pelaku yang terlibat dalam insiden tersebut telah diamankan pihak kepolisian untuk proses hukum lebih lanjut.
Kejadian ini mengguncang masyarakat setempat dan menimbulkan perhatian dari berbagai pihak, termasuk Dinas Pendidikan dan Pemuda Kabupaten Bima. Laporan terbaru mengungkapkan bahwa proses penyelidikan sudah berjalan dengan meminta keterangan dari saksi-saksi yang berada di lokasi kejadian.
"Saksi-saksi ini adalah mereka yang ada pada saat pengeroyokan itu terjadi di Desa Sumi," ujarnya," kata Kasat Reskrim Polres Bima Kota, Iptu Franto A Matondang, dikutip dari akun Instagram @info.negri, Jumat, 20 Desember 2024.
Diketahui, peristiwa pengeroyokan yang dialami oleh siswi MTS Al Munawwarah tersebut terjadi pada hari Selasa, 17 Desember 2024, di Desa Sumi, Kecamatan Sape, Kabupaten Bima.
Ilustrasi kekerasan (Free Pict)
Menurut keterangan yang disampaikan oleh Kasat Reskrim Polres Bima Kota, Iptu Franto A. Matondang, kejadian bermula dari perselisihan antara korban dan pelaku. Pengeroyokan itu dipicu oleh ucapan kasar yang dilontarkan oleh korban terhadap salah satu pelaku dan keluarganya.
Setelah terjadi saling senggol dan merasa tersinggung, kedua belah pihak sepakat untuk bertemu dan menyelesaikan masalah tersebut. Rencananya, pertemuan itu akan dilakukan di sebuah tempat yang lebih tenang.
Namun, karena tempat yang dituju cukup ramai oleh warga, akhirnya mereka memutuskan untuk melanjutkan perjalanan menuju jalan raya di area pegunungan Desa Sumi.
Di lokasi yang lebih sepi tersebut, situasi semakin memanas, dan cekcok mulut pun tak terhindarkan. Tak lama setelah itu, aksi pengeroyokan terjadi, dengan empat pelaku yang diketahui semuanya masih berstatus pelajar SMP, menyerang korban yang tak berdaya.
Setelah menerima laporan terkait kejadian tersebut, pihak kepolisian segera turun tangan. Anggota Polsek Sape yang pertama kali mendapatkan informasi langsung melakukan penangkapan terhadap para pelaku.
Empat orang yang terlibat dalam pengeroyokan ini adalah anak-anak di bawah umur yang masih berstatus pelajar di SMP Negeri 5 Sape. Mereka kemudian diamankan oleh petugas dan dibawa ke Mapolres Bima untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Pihak kepolisian terus menggali keterangan lebih lanjut terkait kejadian ini dengan memeriksa para pelaku dan juga sejumlah saksi. Tujuh orang saksi yang berada di lokasi kejadian telah dimintai keterangan untuk memperjelas kronologi dan faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya pengeroyokan tersebut.
Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Bima, Junaidin, menyampaikan bahwa pihaknya sedang berupaya untuk memberikan perhatian lebih kepada korban. Ia juga mengungkapkan bahwa dia telah berusaha menemui korban, namun korban masih kesulitan untuk berbicara.