Ntvnews.id, Jakarta - Dalam perayaan 130 tahun penemuan Homo Erectus oleh Eugene Dubois di Trinil, Menteri Kebudayaan Fadly Zon menekankan peran vital Indonesia dalam sejarah peradaban manusia.
Penemuan penting ini, menurutnya, tidak hanya menandai kemajuan besar dalam ilmu pengetahuan, tetapi juga mengukuhkan Indonesia sebagai pusat utama dalam studi paleoantropologi dunia.
Indonesia, Gudang Fosil Homo Erectus Dunia
Dalam pidatonya, Fadly Zon menyoroti bahwa Indonesia memiliki koleksi fosil Homo Erectus terbesar di dunia. Dia mengungkapkan bahwa sekitar 60 persen fosil Homo Erectus yang ditemukan di seluruh dunia berasal dari Indonesia, khususnya di Pulau Jawa.
Fakta ini mempertegas bahwa Indonesia bukan hanya menjadi saksi sejarah evolusi manusia, tetapi juga menjadi pusat perkembangan adaptasi dan inovasi dalam perjalanan panjang sejarah manusia.
“Indonesia adalah laboratorium alami yang mencerminkan perjalanan evolusi manusia. Penemuan fosil ini tidak hanya menjadi kebanggaan nasional, tetapi juga aset penting dalam kajian global,” ujar Fadly Zon dalam acara Ekshibisi bertajuk “Indonesia: Kesempatan Terbaru di Bumi” di Museum Nasional Indonesia, Jalan Merdeka Barat Jakarta Pusat, Jumat, 20 Desember 2024.
Perayaan ini dimeriahkan dengan pameran berjudul Indonesia: Kesempatan Terbaru di Bumi, yang menampilkan koleksi fosil Homo Erectus dari berbagai museum seperti Museum Sangiran dan Museum Biologi Batu. Salah satu fosil yang menarik perhatian adalah S17, yang dianggap sebagai "mahakarya" pameran tersebut.
Selain fosil Homo Erectus, pameran ini juga memamerkan fosil fauna purba seperti Mastodon dan Stegodon Trigonoscephalus. Koleksi ini memberikan gambaran tentang ekosistem Nusantara jutaan tahun yang lalu, di mana berbagai spesies hidup berdampingan dalam lingkungan yang dinamis.
“Pameran ini tidak hanya memperlihatkan kekayaan sejarah, tetapi juga memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya pelestarian warisan budaya dan sejarah,” tambah Fadly Zon.
Indonesia, Laboratorium Alam Sejarah Global
Dalam sambutannya, Menteri Kebudayaan juga menyampaikan bahwa koleksi fosil yang dimiliki Indonesia menjadi bukti penting dalam teori evolusi global, termasuk teori Out of Africa. Fadly Zon menegaskan bahwa Nusantara dapat dianggap sebagai salah satu titik awal yang signifikan dalam perjalanan evolusi manusia.
Baca Juga: Menbud Fadli Zon Dorong Penetapan Hari Komedi Nasional untuk Rayakan Seni Tertawa
“Penemuan Homo Erectus oleh Eugene Dubois adalah bukti bahwa Indonesia memiliki peran kunci dalam sejarah peradaban dunia. Ini adalah warisan luar biasa yang harus kita jaga dan promosikan,” ujar Fadly.
Narasi Besar Peradaban Indonesia
Fadly Zon memanfaatkan momentum ini untuk mengajak masyarakat membangun narasi besar tentang identitas Indonesia sebagai salah satu peradaban tertua di dunia. Dengan tema Reinventing Indonesian Identity, ia berharap dunia dapat melihat Indonesia tidak hanya sebagai tempat asal Homo Erectus, tetapi juga sebagai episentrum evolusi dan kebudayaan.
“Kita memiliki tanggung jawab besar untuk memimpin dalam mendefinisikan ulang narasi evolusi global. Pameran ini menjadi sarana untuk menginspirasi generasi muda mengenal dan mencintai warisan sejarah Nusantara,” tutup Fadly Zon.
Kolaborasi untuk Melestarikan Warisan Bangsa
Acara ini merupakan kolaborasi antara Museum Nasional Indonesia dan Museum Manusia Purba Sangiran, bagian dari Badan Layanan Umum Indonesian Heritage Agency. Dengan tema Indonesia: The Oldest Civilization on Earth?, pameran ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran publik akan pentingnya edukasi dan apresiasi terhadap salah satu penemuan paling signifikan dalam sejarah manusia.
Kolaborasi ini menjadi bukti komitmen Indonesia untuk melestarikan dan mempromosikan warisan budaya bangsa kepada dunia, sekaligus menempatkan Indonesia sebagai pusat peradaban global.